Dear Parents, Ada Pesan dari IDAI: Segera Lengkapi Imunisasi Anak dan Tak Perlu Ulang dari Awal
Bagaimana cara melengkapi imunisasi anak yang terlewat? Simak penjelasan Ketua Satgas Imunisasi IDAI, Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K).
Parents segera lengkapi imunisasi anak yang tertinggal tanpa harus mengulang kembali dari awal.
Itulah imbauan dari Ketua Satgas imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K) untuk Parents di peringatan Pekan imunisasi Dunia 2023.
"Kalau yang belum lengkap, misalnya ketinggalan, baru sampai imunisasi 2 bulan. Silakan dilengkapi saja. Tidak perlu diulang dari awal. Jadi istilah populernya, tidak ada imunisasi yang hangus," jelasnya di Jakarta, Senin (8/5/2023).
Pada prinsipnya, lanjut dr. Hartono, seluruh imunisasi dapat dikejar kecuali imunisasi rotavirus dengan dosis yang harus diberikan secara tepat waktu.
Apabila diberikan di luar jadwal, vaksin rotavirus dikhawatirkan menimbulkan efek samping yang meningkat.
"Untuk vaksin yang lain, kalau ketinggalan, kita bisa kejar kapanpun. Tapi kalau untuk rotavirus ada umur maksimalnya," imbuhnya.
Lebih lanjut dr Hartono menuturkana bahwa imunisasi kejar bisa dilakukan dengan pemberian beberapa jenis vaksin atau imunisasi ganda dalam satu waktu.
Misalnya, suntikan bisa dilakukan pada bagian paha kanan-kiri masing-masing satu kali atau dua suntikan pada paha kanan dan satu kali pada paha kiri. Pastikan pula ada jarak suntik sekitar 2,5 cm.
"Suntikan ganda ini terbukti aman, telah dilakukan di berbagai negara di dunia, bahkan ada yang sampai lima suntikan sekaligus," terangnya.
Selain terbukti aman, kata dr. hartono, suntikan ganda juga efektif dilakukan lantaran Parents dan buah hati nggak perlu bolak-balik ke layanan imunisasi.
"Sekali datang ke layanan kesehatan, anak dapat terlindung dari berbagai penyakit sekaligus," katanya.
Kelengkapan imunisasi anak memang harus Parents perhatikan, apalagi saat ini kondisi darurat pandemi COVID-19 sudah lewat dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sudah dilonggarkan sehingga muncul risiko berbagai penyakit melalui transmisi antar-anak saat kembali ke sekolah.
"Dan itu merupakan faktor risiko untuk terjangkitnya kejadian luar biasa (KLB) kalau tidak lengkap imunisasinya. Jadi perlu dilengkapi," ujar Hartono.
Lantas meleengkapinya bagaimana? "Lihat saja buku kesehatan ibu dan anak (KIA) masing-masing. Kalau ada yang kurang, tolong dibawa ke puskesmas, posyandu, atau rumah sakit, agar dilengkapi," jelas dr. Hartono.