lifestyle

Senin, 26 Desember 2022

Faktor Genetik Pengaruhi Anak Tidak Suka Sayuran, Lho kok Bisa?

Anak Anda tidak suka sayuran? Bisa jadi ini terjadi karena faktor genetik yang dibawa dari Moms atau Dads. Lho, kok Bisa?


Nurakhmayani
Foto: Ilustrasi anak tidak suka makan sayur (pexels/Mikhail Nilov)

Moms n Dads, anak Anda tidak suka sayuran? Bisa jadi ini terjadi karena faktor genetik yang dibawa dari Moms atau Dads. Lho, kok Bisa?

sayuran adalah salah satu komponen penting yang harus ada dalam menu makanan sehari-hari. Serat dan sejumlah vitamin serta mineral yang terdapat dalam sayuran sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh. 

Namun, ternyata tidak semua anak menyukainya. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa tidak suka sayur dipengaruhi oleh faktor genetik. 

Dilansir dari klikdokter, para peneliti di Universitas Kentucky, Amerika Serikat percaya bahwa gen tertentu membuat senyawa dalam beberapa sayuran terasa pahit bagi sebagian orang.

Akibatnya, orang-orang tersebut cenderung menghindari sayuran bernutrisi tinggi tersebut serta akan memengaruhi pola makan sehat seseorang. 

Moms n Dads, ada alasan ilmiah yang menyebabkan faktor genetik menyebabkan orang menjadi tidak suka sayur. 

Moms n Dads sebenarnya manusia itu dilahirkan dengan dua salinan gen perasa yang disebut TAS2R38. Mereka yang mewarisi keduanya disebut AVI, yang tidak peka terhadap rasa pahit.

Namun, ada kelompok orang yang mewarisi satu salinan AVI dan satu salinan PAV. Kelompok ini sangat sensitif terhadap rasa pahit di sayuran

Orang yang memiliki gen PAV lebih dari 2 1/2 kali kemungkinan sangat sedikit mengonsumsi sayuran.

Meski ada faktor genetik, tetapi hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk menghindari makanan ini. 

Beberapa nutrisi penting seperti serat, folat, vitamin C, vitamin K, vitamin A, vitamin B, kolin, dan zat besi yang terdapat dalam sayuran sangat diperlukan oleh tubuh untuk menjaga kesehatan.

Jika kekurangan salah satu nutrisi tersebut, maka akan terjadi masalah kesehatan sebagai berikut: 

Jika anak tidak suka sayur mungkin Moms bisa menyiasatinya dengan membentuk sayuran seperti karakter yang unik, dicampurkan dengan makanan lain, dan lain-lain. 

Tetapi jika terjadi pada Moms atau Dads, apa yang harus dilakukan? 

Perlu diketahui bahwa saat Moms n Dads berpikir tidak menyukai rasa tertentu, lidah sebenarnya belum mengambil keputusan, lho.

Selain itu, paparan yang berulang terhadap rasa pahit pada sayur memicu perubahan protein pada air liur. Hal inilah yang membuat Anda lebih “kebal” terhadap rasa pahit tersebut. 

Oleh sebab itu, faktor kebiasaan atau pola makan sehat sehari-sehari juga berperan penting dalam membuat seseorang suka sayur. 

Contohnya, saat berada di rumah, anak tidak dibiasakan makan sayur setiap hari. Nah, jika kebiasaan ini bertahan, maka anak pun akan menolak sayuran hingga dia dewasa. 

Selain adanya pengaruh dari lingkungan, keinginan untuk makan sayur seharusnya timbul dari diri sendiri.

Jangan membiasakan diri untuk mengonsumsi sayur saat sedang sakit atau merasa tidak fit. Sebab, hal ini justru membuat Anda menjadi tidak terbiasa mengonsumsi sayuran

Moms n Dads bisa mencoba makan sayur setiap hari agar jadi terbiasa dengan asupan sehat tersebut. Jika bosan, Moms bisa mengolahnya menjadi makanan yang beragam. Seperti salad, pecel, sop, sayur asem, gado-gado dan lain-lain. 

Selain itu, Moms juga harus mengurangi konsumsi junk food dan fast food. Sebab makanan yang tinggi kadar garam dan minim nutrisi ini membuat Anda jadi malas untuk makan sayur.

Moms n Dads, sebagai orangtua harus memberi contoh kepada anak untuk dapat mengonsumsi sayur setiap hari 

Orang tua bisa memulainya dari diri sendiri. Saat anak melihat orang tuanya rutin mengonsumsi sayur, lama-lama dia akan tertarik juga. 

Seseorang yang tidak suka sayur tidak hanya karena faktor genetik saja, tetapi juga faktor lingkungan. Pembiasaan sejak dini turut berperan besar dalam membentuk pola makan sehat seseorang. 

Tag sayuran

Terkini