parenting

Jumat, 2 Desember 2022

Moms Nggak Perlu Kuatir, Anak Tetap Bisa Pahami Ekspresi Orang Meski Bermasker, Ini Bukti Ilmiahnya

Apa yang ditemukan peneliti dalam studi terkini tentang bagaimana anak-anak belajar memahami ekspresi orang meski bermasker selama masa pandemi, sungguh menakjubkan.


Cahyaningrum
Ilustrasi anak tetap bisa memahami ekspresi meski wajah orang lain bermasker. (Foto: Pexels/Ketut Subiyanto)
Ilustrasi anak tetap bisa memahami ekspresi meski wajah orang lain bermasker. (Foto: Pexels/Ketut Subiyanto)

Banyak orang tua kuatir selama masa pandemi Covid-19, anak sulit belajar memahami ekspresi dan emosi orang lain lantaran wajahnya ditutupi masker

Namun, kekuatiran itu diklaim tak terbukti berdasarkan hasil penelitian. 

Ya penelitian terbaru para ilmuwan di University Hospital Lausanne di Swiss dan diterbitkan di JAMA Pediatrics membuktikan, anak-anak tetap bisa mengetahui emosi orang yang lebih tua darinya meskipun tertutup wajah masker.

Para ilmuwan menunjukkan 90 foto secara acak kepada hampir 300 anak usia 3 hingga 6 tahun. 

Foto-foto tersebut menunjukkan aktor yang mengekspresikan kegembiraan, kemarahan, hingga kesedihan. 

Setengah dari foto itu menunjukkan aktor yang mengenakan masker.

anak-anak kemudian diminta untuk menyebutkan tipe emosi pada setiap foto yang diminta. 

Sebagian besar jawaban dari mereka benar dan mampu mencocokkan emosi dengan ekspresi di foto yang memakai masker dan tidak.

Peneliti mengatakan bahwa anak-anak mengatakan emosi yang benar lebih dari 70 persen untuk foto aktor tanpa masker. Dan, melakukan kembali dengan benar lebih dari 67 persen untuk foto dengan aktor memakai masker.

Semakin tua usia anak, semakin banyak jawaban benar, sedangkan sekitar seperempat dari anak-anak usia prasekolah mengalami kesulitan membedakan kesedihan dengan kemarahan dan sekitar 21 persen kadang-kadang bingung antara kegembiraan dengan kemarahan atau kesedihan.

"masker wajah sebenarnya yang digambarkan dalam foto secara signifikan terkait dengan pengenalan emosi pada anak-anak prasekolah yang sehat, meskipun perbedaannya kecil dan ukuran efeknya lemah," tulis dalam jurnal penelitian yang dikutip dari CNN.

Seorang ahli psikologi perkembangan di Lab Emosi anak di University of Wisconsin-Madison, Ashley Ruba mengemukakan melihat hasil yang sama dalam pekerjaan yang dilakukannya.

Ruba tidak terlibat dalam penelitian tersebut, tetapi dia juga pernah meneliti hal yang sama selama pandemi. 

 "Bahkan dengan masker yang dipakai, anak kecil mungkin masih bisa membuat kesimpulan yang masuk akal tentang emosi orang lain," ujarnya. 

Ruba mengatakan bahwa wajah bukan cara terpenting untuk mengkomunikasikan emosi.

“Itu hanya satu cara. Nada suara, gestur atau bahasa tubuh juga merupakan cara lain untuk mengetahui perasaan orang," imbuhnya.

Untuk pengolahan bahasa, lanjut Ruba, penting bagi anak-anak untuk belajar membaca bibir, tetapi dari hasil penelitian University Hospital Lausanne semakin meyakinkan bahwa masker tidak mengganggu perkembangan anak.

"Risiko tertular Covid karena tidak memakai masker mungkin akan lebih besar daripada masalah kecil apa pun tentang komunikasi yang mungkin dimiliki anak-anak," katanya.

Sebagai psikolog perkembangan, Ruba berpendapat, ada lebih banyak aspek lain terkait pandemi Covid-19 yang dapat mengganggu perkembangan anak, seperti isolasi sosial yang anak-anak alami saat harus tinggal di rumah atau jika orang tua kehilangan pekerjaan akibat perusahaannya terdampak pandemi.

"masker mungkin berada di urutan terbawah dari daftar hal-hal yang perlu dikhawatirkan," katanya.

Jadi, nggak perlu terlalu kuatir lagi ya Moms, karena si kecil tetap bisa belajar memahami ekspresi orang lain melalui berbagai cara selain wajah. 


 

 


 

Tag masker ekspresi anak

Terkini