Moms and Dads, Ini Sedikit Tips Melatih Anak agar Berkomunikasi Aktif Meski Hanya Beraktivitas di Dalam Rumah
Tak bisa keluar rumah bukan menjadi halangan anak menjadi sulit bersosialisasi,. Justru pada saat itu, peran Moms and Dads sangat dibutuhkan melatih anak bisa berkomunikasi aktif.
Sosialisasi bagi anak memang penting demi tumbuh kembangnya. Namun bagaimana caranya bila sosialisasi si buah hati terbatas dalam pertemuan virtual?
Meski status PPKM sudah dicabut Pemerintah menjelang Tahun baru 2023, tentunya masih ada kekhawatiran Moms and Dads jika si kecil bersosialisasi di lingkungan luar rumah. Sehingga membuat anak harus berada di dalam rumah dan tidak bepergian.
Jika terjadi kondisi seperti itu, Moms and Dads sebenarnya tak perlu khawatir perkembangan anak akan terganggu karena tidak bersosialisasi.
Menurut Psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani ada cara lain yang bisa ditempuh agar anak bisa aktif berkomunikasi.
"Masih ada banyak cara untuk bisa membuat anak aktif berkomunikasi, bersosialisasi dan semua potensi prestasinya optimal," katanya.
Menururnya, kunci agar anak tetap aktif berkomunikasi adalah sering-sering mengobrol dengan anak tanpa distraksi apa pun.
Moms and Dads wajib lepaskan gawai, dan singkirkan semua hal yang bisa mencuri perhatian orangtua agar fokuskan perhatian kepada anak.
Berbincang-bincang sambil melakukan kontak mata dengan buah hati menjadi cara mengeratkan hubungan dengan si kecil sembari memberikan stimulasi untuk tumbuh kembangnya.
"Dia jadi lebih merasa nyaman untuk berkomunikasi dengan lebih baik,"jelas dia.
Selain itu, cara lainnya dengan bermain peran bersama anak (roleplay). Moms and Dads bisa membuat skenario yang bervariasi agar anak bisa merasakan pengalaman yang berbeda-beda.
Melalui permainan, pengasuh bisa mengajari anak apa yang seharusnya dia lakukan dalam kondisi tertentu.
Seperti, bermain peran seakan-akan sedang bertamu ke rumah tetangga. Orangtua bisa mengajari anak etika bertamu. Jika anak sedang menjadi tuan rumah, Moms and Dads bisa memberi tahu kebiasaan saat menerima tamu seperti menyambut secara sopan dan menyajikan minuman.
"Dengan latihan tersebut, anak tahu kalau ketemu situasi serupa tahu apa yang harus dilakukan," papar dia.
Anna mengemukakan, dengan menyiapkan banyak skenario saat role play akan membuat anak memahami banyak kondisi dan tak kaget ketika setelah pandemi menemukan hal serupa.
"Ini bisa jadi bekal buat anak kita, sehingga pas pandemi selesai, anak sudah punya modal dasar yang baik, sudah lancar untuk berkomunikasi dan bersosialisasi."