5 Cara Membatasi Penggunaan Gawai pada Anak-anak, Supaya Tidak Kecanduan!
Bagaimana cara membuat anak-anak terhindar dari kecanduan menggunakan gawai?
Gadget atau gawai seperti ponsel pintar seolah sudah menjadi kebutuhan pokok karena digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, penggunanya pun tidak pandang usia, dari anak-anak hingga dewasa.
Sayangnya, tidak semua hal yang muncul di layar gawai mengandung pesan-pesan baik. Banyak konten merusak yang bersliweran, terutama di media sosial.
Layaknya hal-hal menyenangkan lain, menggunakan gawai bisa membuat orang kecanduan. Karenanya, penting untuk mencegahnya sedari dini.
Supaya sang anak tidak mendapat efek buruk dari penggunaan gawai, berikut cara membatasi supaya tumbuh kembang mereka baik, seperti yang dikutip dari laman World Vision.
1. Tetapkan aturan
Orangtua perlu membuat aturan yang tegas tentang penggunaan gawai setiap harinya. Beberapa orang tua mengizinkan maksimal 2 jam waktu penggunaan gawai per hari.
Sementara yang lain memberlakukan aturan tidak boleh menggunakan gawai selama hari sekolah supaya fokus belajar. Tetapkan aturan mana yang paling sesuai untuk anak-anak Anda dan bersikaplah disiplin.
2. Perbanyak aktivitas di luar ruangan
Melakukan aktivitas di luar ruangan seperti olahraga, berkebun, atau kegiatan fisik lainnya membuat anak-anak lupa dengan gawai sekaligus menyehatkan tubuh.
Ajari mereka cara mengendarai sepeda, pelajari olahraga baru yang dapat mereka mainkan di ruang terbuka.
3. Membiarkan mereka berkreasi
Melukis, menggambar, menari, memainkan alat musik, atau memasang balok merupakan aktivitas yang dapat mengasah kreativitas anak-anak.
Selain melatih fokus, kegiatan tersebut juga membuat anak-anak menggunakan imajinasinya.
4. Habiskan banyak waktu bersama
Orangtua tentu sibuk bekerja dan kegiatan lainnya. Pastikan untuk jangan pernah lupa menyisihkan waktu untuk anak-anak. Mereka tetap harus menjadi prioritas utama demi tumbuh kembang yang baik.
Selain menyegarkan pikiran di tengah-tengah padatnya pekerjaan, waktu berlibur juga bisa digunakan untuk mempererat ikatan dengan anak-anak.
Selama liburan, orangtua biasanya akan lebih memahami bagaimana cara anak-anak berpikir dan bertindak di luar rumah.
