Dalam Pengawasan BPOM, Seperti Apa Menu Takjil yang Sebaiknya Dihindari?

Memilih menu takjil tidak hanya enak, tapi sebaiknya aman dan juga sehat. Taruna Ikrar, Kepala BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) RI mengungkapkan bahwa timnya akan melakukan pengawasan takjil selama Ramadan.

Pengawasan dilakukan karena temuan makanan dengan kandungan zat-zat berbahaya masih kerap terjadi. Zat-zat ini termasuk bahan pengawet sintetis, serta pewarna makanan dengan warna mencolok.

Sudah ada banyak penelitian yang menyebutkan bahaya bahan makanan berbahaya ini. Dampaknya termasuk risiko penyakit jantung, gangguan sistem metabolisme tubuh, gangguan kesehatan mental, serta kanker.

Demi menghindari risiko kesehatan yang tidak diinginkan, penting untuk mengenali seperti apa menu takjil yang sebaiknya dihindari. Mulai dengan warna. Warna makanan yang sudah berubah dari warna aslinya sebaiknya dihindari.

Setelah itu, periksa bentuknya. Makanan yang sudah tidak segar, juga tampak dari bentuknya yang terlihat lebih lembek atau keras dari yang seharusnya. 

Terakhir, dari aromanya. Aroma yang tidak sedap, terlalu asam, atau tengik bisa jadi tanda kalau takjil tersebut sebaiknya dihindari.

Apabila takjil yang dibeli dibungkus dalam kemasan, pastikan untuk melihat dan membaca informasi nilai gizi. Sebisa mungkin hindari makanan dengan kandungan gula, garam, dan lemak yang terlalu tinggi.

Selain menu-menu takjil yang perlu dihindari, ada juga menu takjil sehat dan aman untuk dikonsumsi. Ciri takjil sehat yang utama adalah terbuat dari makanan utuh bukan makanan olahan.

takjil yang sehat juga terbuat dari bahan segar yang kaya nutrisi, namun tetap ringan untuk dikonsumsi saat berbuka puasa. 

Contoh menu takjil sehat yang bisa menjadi pilihan ini termasuk buah kurma, potongan buah segar, es atau salad buah, sup, smoothies buah, atau telur rebus. Minum air putih atau teh lebih dulu sebelum mengonsumsi makanan.

Dengan memilih menu takjil yang lebih sehat; manfaatnya baik bagi tubuh, ibadah puasa juga bisa berjalan lebih lancar.