Makan Kalap Saat Lebaran, Bagaimana Cara Aman dan Sehat Menurunkan Berat Badan?
Nah, yang kalap makan saat Lebaran wajib baca nih penjelasan dari ahli gizi.
Yang kalap makan saat Lebaran wajib baca penjelasan lengkap dari ahli gizi, Putri MJ, S.Gz berikut ini.
Tanya:
Saat perayaan Idulfitri, banyak yang kalap saat makan hidangan khas Lebaran yang bersantan seperti rendang dan opor hingga makanan manis seperti kue kering.
Padahal kebanyakan menyantap makanan khas Lebaran yang tinggi lemak tersebut bisa menyebabkan tubuh menimbun lebih banyak lemak sehingga menyebabkan kenaikan berat badan.
Nggak heran bila banyak yang mengalami kenaiakan berat badan usai Lebaran. Lantas, bagaimana cara aman dan sehat menurunkan berat badan?
Jawab:
Untuk mengembalikan berat badan agar kembali proporsional, ahli gizi Putri MJ, S.Gz dalam keterangan pers bersama Tokopedia membagikan beberapa kiat sehat untuk menurunkan berat badan dan kembali bugar usai Lebaran.
Perbaiki jadwal tidur dan lakukan olahraga ringan
Selama puasa, jam tidur cenderung berkurang dan berantakan karena harus bangun sahur.
Untuk itu dianjurkan untuk memperbaiki jadwal tidur secara perlahan menjadi 8 jam sehari.
Imbangi juga dengan olahraga ringan untuk menurunkan berat badan dan membuat tubuh lebih fit.
"Kemampuan durasi berolahraga bisa dibangun pelan-pelan, mulai dari 10-15 menit. Jangan langsung memaksa berolahraga berat. Beri juga jeda hari tanpa berolahraga untuk beristirahat,” kata Putri.
Dia juga menyarankan meminum air kelapa dicampur madu dan sedikit garam, guna mengembalikan cairan elektrolit yang hilang saat berolahraga.
Makan juga buah-buahan dengan kadar tinggi mineral seperti pisang, semangka, dan pepaya, serta makanan kaya protein seperti daging ayam atau sapi untuk pembentukan otot.
Terapkan pola makan bernutrisi dan seimbang
Putri mengatakan bahwa secara umum, kebutuhan harian protein seseorang adalah 0,8-1,2 gram dikali berat badan. Misalnya, jika berat badan seseorang adalah 50 kilogram, maka protein yang dibutuhkan yakni sekitar 40-60 gram per hari.
Tak hanya itu, lanjut dia, tubuh juga membutuhkan zat gizi makro yang mencakup protein, lemak, dan karbohidrat, serta zat gizi mikro yang mencakup vitamin dan mineral seperti vitamin C, vitamin D, magnesium, dan zinc.
Perbanyak juga konsumsi sayur-sayuran, buah-buahan atau biji-bijian yang kaya serat untuk mengatasi sembelit, meningkatkan imunitas, dan menurunkan kadar kolesterol jahat pada darah.
Terapkan prinsip mindful eating
Menurut Putri, makan berlebihan atau overeating dapat meningkatkan risiko obesitas dan berbagai penyakit kronis seperti diabetes hingga penyakit jantung.
Penerapan prinsip mindful eating pun disarankan untuk mencegahnya.
Mindful eating didasarkan atas kesadaran penuh seseorang saat makan. Misalnya, hindari multitugas atau mengobrol saat makan supaya sadar dengan porsi yang dikonsumsi.
"Kita juga harus menikmati rasa, aroma dan tekstur makanan. Jangan lupa untuk memperhatikan isyarat dari tubuh, contohnya tidak mengabaikan respon tubuh ketika sudah kekenyangan,” kata Putri.
Dia juga menganjurkan masyarakat untuk mencukupi kebutuhan gizi dan mengontrol porsi makanan dengan menerapkan pedoman gizi "Isi Piringku" yang digaungkan oleh Kementerian Kesehatan RI.
“Porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring terdiri dari 50 persen buah dan sayur dan 50 persen sisanya terdiri dari karbohidrat dan protein,” ujar Putri.
Di samping itu, untuk memenuhi asupan nutrisi harian yang tidak tercukupi dari makanan, Putri menganjurkan agar mengonsumsi multivitamin.