konsultasi

Kamis, 1 Desember 2022

Apa Sih Bahayanya Resistensi Antibiotik Akibat Konsumsi yang Berlebihan?

Simak baik-baik penjelasan pakar kesehatan tentang bahaya resistensi antibiotik akibat konsumsi berlebihan atau tanpa resep dokter.


Cahyaningrum
Ilustrasi obat antibiotik. (Foto: Pexels/Artem Podrez)

Bijak menggunakan antibiotik sering digaungkan oleh pakar kesehatan dan kali ini ahli infeksi dan penyakit tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Ariesti Karmila, SpA(K), M.Kes, Ph.D mengingatkan lagi bahaya penggunaan antibiotik yang tidak tepat.

Ya, Moms n Dads harus tahu bahwa penggunaan antibiotik yang tidak tepat bisa menyebabkan resistensi sehingga antibiotik tak lagi mampu mematikan bakteri penyebab penyakit.

"Sepuluh tahun ini kita menemukan bahwa banyak sekali penggunaan antibiotik yang mungkin tidak tepat atau cenderung berlebihan, sehingga manfaatnya berkurang dan bila dibiarkan bukan hanya membahayakan pasien tapi juga masyarakat banyak. Artinya, dia bisa menimbulkan resistensi," katanya dalam bincang kesehatan, beberapa waktu lalu.

Resistensi terjadi, sambung dr Ariesti, lantaran antibiotik digunakan dengan cara yang tidak tepat, sehingga bakteri mengubah dirinya bisa beradaptasi dengan sekitarnya sehingga kebal dengan antibiotik.

"Salah satu cara yang bisa kita lakukan adalah memastikan bahwa pemakaian antibiotik ini benar-benar tepat, sehingga yang kita dapatkan hanya manfaatnya dan bisa meminimalisir dampak negatifnya termasuk resistensi antibiotik," imbuhnya.

Jadi, masalah resistensi antibiotik ini jangan dianggap sepele Moms n Dads, karena bila terjadi kita tidak punya senjata lagi untuk mengatasi infeksi bakteri.

Oleh karenanya, dr. Ariesti mengimbau penggunaan antibiotik harus sesuai rekomendasi dokter, mulai dari jenis hingga dosisnya.

Jika anak demam misalnya, sangat tidak menyarankan Moms n Dads langsung memberikan antibiotik tanpa berkonsultasi ke dokter. 

Mengapa? Karena, kata dr. Ariesti, perlu pemeriksaan terlebih dahulu untuk mengetahui penyebab demam anak.

"Harus dilihat dulu penyebabnya apa, apakah benar-benar disebabkan oleh bakteri atau mungkin virus. Kalau virus tentu tidak ada gunanya kita memberikan antibiotik. Banyak penelitian kalau ini malah akan membunuh bakteri atau kuman yang baik," katanya.

Selain itu, lanjut dr. Ariesti, antibiotik juga banyak jenisnya. Ada yang empiris diberikan di awal-awal, ada yang bisa dipakai untuk semua, dan ada yang untuk bakteri tertentu.

Lantas, bagaimana dengan penggunaan antibiotik alami seperti bawang putih, madu, dan kunyit? dr. Ariesti mengungkap belum ada penelitian yang menunjukkan seberapa efektifnya bahan-bahan tersebut, terkait dengan dosis dan jangka waktu penggunaan yang diperlukan untuk membunuh bakteri penyebab penyakit.

"Untuk bunuh bakteri itu butuh dosis dan jangka waktu yang tepat. Jadi tidak bisa dokter memberikan rekomendasi cukup makan bawang putih aja, karena ada dosis yang harus dicukupi agar bakteri benar-benar mati," pungkasnya. 


 

 


 

Tag antibiotik resistensi antibiotik bahaya antibiotik obat