parenting

Senin, 20 November 2023

Yuk Dukung Anak Jadi Kreator Konten, Bagaimana Caranya?

Saskhya menekankan pentingnya orangtua untuk mengajarkan anak memahami proses daripada hanya fokus pada hasil akhir.


Cahyaningrum
Ilustrasi anak berbakat [Pexels.com/Allan Mas]
Ilustrasi anak berbakat [Pexels.com/Allan Mas]

Kreator konten merupakan salah satu profesi yang paling diminati beberapa tahun belakangan. Tingginya minat orang pada profesi ini menyusul tingginya kemajuan teknologi, khususnya di dunia digital.

Bukan cuma orang dewasa, anak-anak juga banyak yang ingin menekuni profesi Kreator konten. Bahkan, mereka memasukkan Kreator konten sebagai daftar cita-cita.

Dilansir dari laman Antara, Saskhya Aulia Prima, seorang psikolog klinis dari Tiga Generasi, memberikan sejumlah panduan kepada orangtua agar dapat mendukung minat kreatif anak mereka dalam dunia konten digital. Tujuannya bukan hanya untuk memastikan kelancaran perjalanan anak dalam bidang ini, tetapi juga untuk mengembangkan kepercayaan diri anak secara optimal.

"Pertama untuk mendukung minat anak, yang paling penting itu value atau nilai keluarga. Ajarkan yang baik, jadi ketika anak mau berkreasi kita bisa mengarahkan dia melakukan kegiatan bermanfaat, sesuatu yang ada nilainya. Apalagi kalau mau jadi content creator digital itu kan digital footprint tidak bisa dihapus," kata Saskhya dalam sebuah webinar.

Selain menanamkan nilai-nilai positif dan manfaat sejak dini, Saskhya menekankan pentingnya orangtua untuk mengajarkan anak memahami proses daripada hanya fokus pada hasil akhir. Poin ini sering terlupakan, sehingga anak kadang terlalu terpaku pada hasil akhir tanpa memahami perjalanan dalam setiap peristiwa.

Meskipun mungkin anak tergoda untuk memperhatikan jumlah likes, komentar, atau isi konten karena pengaruh lingkungan sosialnya, sikap keluarga yang kurang memperhatikan proses pembelajaran dapat berdampak buruk pada masa depan anak.

"Kadang orangtua lupa buat ngobrol soal proses, yang ditanya seringnya out put. Misalnya ngobrol setiap hari nanyanya kamu dapat nilai ujian berapa? Kamu lulus atau nggak? Tapi tidak pernah ditanya bagaimana perasaanmu hari ini? Bagaimana kamu melakukan prosesnya? Jadi seringkali anak diajarkan untuk meraih sesuatu tapi lupa diajarkan ketika sesuatu lepas atau tidak tercapai bagaimana menanganinya," ujar Saskhya.

Saskhya juga menyoroti pentingnya penyesuaian pendekatan dalam pembelajaran proses berdasarkan usia anak. Bagi anak di bawah 14 tahun, orang tua sebaiknya tetap mendampingi dan bertanya tentang proses pembuatan video, sambil memberikan pujian ketika anak berhasil membuatnya.

Sementara itu, untuk anak di atas 14 tahun, orang tua dapat memberikan semangat dan dukungan, berbicara dengannya seperti teman, dan menanyakan perasaannya. Hal ini bertujuan agar ketika anak mengalami proses pembuatan konten dan menjadi pembuat konten, mereka terlatih untuk mengatasi tantangan di luar kendali mereka.

Dengan menekankan pada pendidikan berorientasi proses, diharapkan anak dapat menjalani minatnya dengan maksimal, termasuk menjadi pembuat konten yang kompeten dan mampu menginspirasi banyak orang.

Tag kreator konten konten kreator tips ajarkan anak jadi kreator konten

Terkini