Mengenal Gentle Parenting, Pola Asuh Anak yang Berpondasi pada 3Cs, Apa Itu?
Gentle Parenting menjadi salah satu pilihan untuk menerapkan pola asuh pada anak.
Bagi orangtua yang baru memiliki anak, tentunya akan banyak mencari referensi pola asuh atau parenting yang cocok untuk diterapkan kepada sang buah hati. Tentunya ada beberapa pola asuh yang dianggap ideal dan cocok untuk dipraktikan.
Salah satunya yakni, Gentle parenting. pola asuh anak ini berkebalikan dengan cara orangtua sebelumnya yang membesarkan anak dengan keras dan cenderung otoriter.
Menurut Healthline, Gentle parenting lebih berfokus pada mengenali anak sebagai individu dan menanggapi kebutuhan mereka.
Penulis buku 'The Gentle parenting Book' Sarah Ockwell-Smith meyakini, bahwa pola asuh yang lembut akan membantu membangun hubungan dengan anak yang didasarkan pada kemauan dan pilihan mereka, bukan pada harapan dan aturan orang tua.
Mengutip Healthline, pola asuh ini dibangun atas dasar untuk memahami anak, berempati dengan mereka, menunjukkan rasa hormat kepada mereka, dan menetapkan batasan atau memberikan personal space.
Pondasi utama Gentle parenting yakni, connection, communication, and consistency (3Cs) atau hubungan, komunikasi, dan konsistensi.
Namun, bagi Orangtua yang ingin menggunakan gaya ini dalam style parentingnya harus menambah kesabaran dalam menerapkan 3Cs.
Meski begitu, pola asuh ini merupakan pendekatan parenting baru yang belum memiliki banyak penelitian mendukung.
Tetapi berdasarkan penelitian Robert Winston dan Rebecca Schicot, menunjukkan bahwa ikatan positif antara orangtua dan anak dapat membuat anak bertumbuh menjadi orang dewasa yang bahagia, mandiri, dan tangguh.
Interaksi positif yang berulang antara orangtua dan anak akan membentuk jalur saraf yang menjadi pondasi dasar konsep hubungan, pembelajaran, dan logika.
Meski memiliki manfaat yang sangat baik, hambatan terbesar parenting ini adalah konsistensi dalam menerapkannya. Sehingga, orangtua perlu berdisiplin terhadap diri sendiri. Ketimbang reaktif terhadap kelakukan anak, orang tua harus proaktif.
Selain itu, dibutuhkan juga pengambilan keputusan yang penuh pertimbangan.
Dalam sebuah penelitian menunjukkan, mencontoh adalah mekanisme pembelajaran penting bagi anak. Karena itu, orang tua perlu menjadi panutan dalam menunjukkan empati, rasa hormat, komunikasi yang baik, dan pengertian.