Ingin Optimalkan Kecerdasan Anak, Moms n Dads Mesti Kenali Dulu Gaya Belajarnya
Moms n Dads harus tahu, setiap anak punya gaya belajar berbeda-beda, ada yang mudah memahami lewat gaya belajar audio, visual dan kinestetik. Apa itu?
Setiap anak punya cara atau gaya belajar berbeda-beda. Ada anak yang mudah memahami lewat suara (audio), visual (gambar), dan kinestetik (gerak).
Meski, kata psikolog anak Dr. Rose Mini Agoes Salim, M.Psi, ada juga anak yang punya kemampuan menyerap informasi dengan tiga metode tersebut.
"Tetapi pasti ada salah satu gaya belajar yang lebih dominan," imbuhnya singkat.
Nah, agar anak bisa maksimal dalam proses belajarnya, Moms n Dads, kata Rose, harus mengenal gaya belajar anak yang dominan yang mana.
Lantas, bagaimana cara Moms n Dads mengetahui gaya belajar anak yang dominan yang mana?
gaya belajar anak, menurut Rose, sebenarnya mulai bisa terlihat sejak balita. Caranya? Bisa dengan melihat kebiasaan yang sering dilakukan si anak.
"Kalau lihat saat anak usia batita misalnya, dia sering nyanyi kemudian kalau kita ceritakan sesuatu dia hafal itu sudah pasti auditif. Kalau anak visual mudah melihat sesuatu yang warna-warni kemudian hafal. Lalu anak kinestetik pasti dengan gerakan dia cepat mengerti. Jadi, dia menghafal sesuatu lebih mudah dengan gerakan," paparnya.
Jadi intinya, Moms n Dads bila ingin mengajarkan sesuatu pada anak sebaiknya disesuaikan dengan gaya belajar yang cocok untuknya agar hasilnya maksimal.
Saat mengajarkan berhitung misalnya, lanjut Rose, pada anak kelas 1 atau 2 SD, belajar berhitung bisa dengan berbagai cara.
"Kita bisa pakai gambar dengan helai daun. Misalnya, 'adek ini ada tiga daun kalau daunnya ditambah lima lembar lagi jadinya berapa?', jadi hitungan dilakukan dengan bentuk visual. Kalau auditif diajarkan dalam bentuk nyanyian," jelasnya merinci.
Berbeda dengan anak yang dominan kinestetik. anak dengan model belajar ini butuh gerak aktif bisa agar lebih cepat menyerap informasi yang disampaikan.
"Pakai cara gerakan loncat, misalnya, 'coba adek loncat tiga kali lalu loncat lagi lima langkah. Jadi berapa totalnya?'. Nah dengan cara macam-macam model gaya belajar, kecerdasan apa pun bisa kita simulasi dengan gaya tersebut," tutur Rose.