parenting

Rabu, 31 Mei 2023

Influencer Chacha Thaib Berbagi Pengalaman Hadapi Anak yang Alergi Susu Sapi

Pengalaman influencer Chacha Thaib menghadapi anaknya yang alergi susu sapi bermanfaat bagi parents yang mengalami hal serupa.


Cahyaningrum
Influencer Chacha Thaib dan putrinya. (Foto: instagram/@chachathaib)
Influencer Chacha Thaib dan putrinya. (Foto: instagram/@chachathaib)

Influencer Annisa Nadzirani Nugraha yang akrab disapa Chacha Thaib membagikan pengalamannya saat menghadapi alergi terhadap susu sapi yang dialami putrinya.

Chacha menceritakan awal mula putrinya tiba-tiba mengalami ruam di daerah pipi dan tangannya. Ia pun langsung memeriksakannya ke dokter.

“Pertama-tama itu kelihatannya pas dia sudah di atas umur 6 bulan. Itu hampir setahun dia tiba-tiba ada ruam. Pertama gejalanya itu dulu jadi belum sampai ke pencernaan. Ketika itu dicek, ketahuan alerginya dari susu sapi,” jelas Chacha di Jakarta, Rabu (31/5/2023) dilansir Antara.

Setelah konsultasi, dokter pun menyarankan untuk melakukan terapi selama 6 bulan.

Setelah itu, Chacha pun mengaku anaknya sempat sembuh dan seiring berjalannya waktu bisa bertoleransi dengan susu sapi. Akan tetapi, setelah sempat berhenti melakukan terapi Chacha mengungkapkan bahwa sang anak kembali mengalami reaksi alergi.

Namun kini sang anak mengalami pilek jika mengonsumsi produk yang mengandung bahan susu sapi.

“Padahal dulu sempat selesai terapi, muncul lagi. Jadi setelah di provokasi, Binar itu tipe anak ASS (Alergi Susu Sapi) yang kalau diprovokasi dia muncul lagi. Munculnya sudah bukan di ruam tapi lebih ke pilek,” kata Chacha.

Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi dari Universitas Airlangga Dr. dr. Zahrah Hikmah, SpA(K) menjelaskan bahwa prinsip utama dari terapi pada anak alergi adalah menghindari segala bentuk susu sapi. Namun, bukan berarti sang anak selamanya harus menghindari susu sapi.

Apabila anak kembali mengalami reaksi terhadap susu sapi, maka diet pantang dari sang anak tersebut pun harus kembali dilanjutkan. Proses ini pun harus dibarengi dengan evaluasi tumbuh kembang agar anak tak mengalami malnutrisi atau stunting.

“Pada 6 bulan pertama, dilakukan monitoring berat badan, panjang badan, dan kepatuhan diet pada usia 1 bulan, 2 bulan dan 4 bulan. Pada 6 bulan kedua, maka evaluasi berat badan, panjang badan serta kepatuhan pantang pada usia 6, 9 dan 12 bulan. Ini juga harus sambil dicoba dilakukan provokasi terhadap susu sapi. Kalau memang masih ada gejala, maka dilanjutkan pantang dietnya sambil dievaluasi tumbuh kembangnya,” ucap Zahrah.

“Setelah usia 1 tahun itu 50 persen sudah bisa toleransi. Maka lakukan lagi provokasi. Kemudian kalau masih alergi, harus evaluasi pertumbuhan setiap 6 sampai 12 bulan. Pada anak usia di atas 1 tahun, penilaian terhadap asupan nutrisi dan status nutrisi, kalau tanpa gangguan pertumbuhan paling sedikit setiap tahun. Tapi kalau sudah ada gangguan, paling sedikit setiap 4 sampai 6 bulan,” tutupnya.
 

Tag anak alergi susu

Terkini