parenting

Rabu, 7 Desember 2022

Dear Moms n Dads Ada Tips Bijak dari Istri Anies Baswedan Saat Hadapi Anak Tantrum

Istri Anies Baswedan, Fery Farhati Ganis yang juga seorang psikolog memberi tips bijak menghadapi anak tantrum.


Cahyaningrum
Ilustrasi anak tantrum. (Foto: Pexels/Pavel Danilyuk)
Ilustrasi anak tantrum. (Foto: Pexels/Pavel Danilyuk)

Tantrum merupakan masalah umum yang terjadi pada balita saat mengalami hal tidak menyenangkan.

Dengan cara itu ia meluapkan kekesalannya dalam bentuk menangis, merengek, menjerit, menendang atau bahkan memukul.

Meski kondisi tersebut bisa membuat Moms n Dads jengkel, pusing kepala dan stres, nyatanya Tantrum merupakan proses perkembangan alami yang dilalui anak untuk mengenali emosi.

Psikolog Fery Farhati Ganis, S.Psi., M.Sc., menjelaskan bahwa saat Tantrum anak sebenarnya kesulitan mengetahui atau mengekspresikan apa yang dirasakannya.

Saat itulah peran orang tua perlu mengenalkan kepada anak tentang emosi yang dirasakannya.

Namun istri Anies Baswedan tersebut mengingatkan orang tua jangan sampai salah mengartikan emosi yang dirasakan anak.

"Perasaan anak harus direfleksikan dikembalikan kepada anak supaya mereka mengenal apa yang dirasakan," jelas Fery dalam webinar Hari Anak Jakarta Membaca bersama Tentang Anak, beberapa waktu lalu.

Tantangan Moms n Dads, lanjut dia, akan lebih berat lagi bila anak tantrum di tempat umum.

Kondisi tersebut tentu saja bisa membuat orang tua panik dan kesulitan berpikir untuk menenangkan buah hatinya, sehingga respon pertama yang dilakukan biasanya mencari cara untuk lebih dulu mendiamkan anak yang Tantrum di tempat umum agar tidak mencuri perhatian banyak orang.

Menurut Fery Farhati, cara tersebut mungkin saja ampuh, tapi bisa juga menimbulkan masalah baru bagi orang tua karena sebenarnya anak belum benar-benar selesai dan mengerti dengan emosinya.

"Saya selalu mengatakan bahwa orang tua harus memiliki nilai cinta yang besar bagi anak-anak. Orang tua yang visioner itu biasanya dalam bertindak tidak hanya untuk kenyamanan sesaat atau ketentraman sesaat. Tapi lebih memikirkan apa setelahnya, sehingga ke depan anak tidak melakukan kembali hal yang sama dan jadi ada proses pembelajaran bagi anak dari setiap apa yang kita kerjakan," jelas pendiri Komunitas Rumah Pencerah ini.

anak tantrum di tempat umum, kata Fery Farhati, sebenarnya bisa diantisipasi dengan cara Moms n Dads bisa memberi contoh reaksi terhadap perasaan tidak nyaman. Dengan cara tersebit diharapkan anak bisa menirunya.

Ia menyontohkan saat menghadapi kemacetan misalnya, perasaan nggak nyaman saat macet bisa Moms n Dads ditunjukkan kepada anak, sehingga tahu bagaimana mengekspresikan perasaannya.

"Misalnya, 'aduh capek banget macet, rasanya capek, kesel kalau lihat ada macet'. Kita punya pilihan mau ikut perasaan ini lalu kita mendengarkan musik yang nyaman sampai nanti sampai di rumah. Jadi anak belajar bahwa emosi itu juga bisa diterima, tapi kita juga punya jalan keluar untuk mengatasinya, contohnya dengan mendengarkan musik," urainya merinci.

Antisipasi lainnya, Moms n Dads, lanjut Fery Farhati, bisa memberi pengarahan dulu kepada anak sebelum pergi, seperti, lokasi yang akan dituju nanti akan penuh orang atau pun tidak ada waktu untuk beli mainan.

Dengan cara tersebut diharapkan si anak nggak akan rewel lantaran sudah paham mengapa orangtuanya nggak membelikan mainan untuknya.
 

Tag anak tantrum fery farhati ganis Parenting tantrum

Terkini