Anak Hamil di Luar Nikah, Bagaimana Seharusnya Orangtua Bersikap?
Respons Wulan Guritno cukup keras saat diprank anaknya hamil di luar nikah.
Ada-ada saja kelakuan putri sulung artis Wulan Guritno, Shalom Razade. Shalom nge-prank sang bunda dengan mengatakan kalau dia hamil di luar nikah.
Prank tersebut sebenarnya bukan ide Shalom, melainkan tantangan yang diberikan sahabatnya, Valerie Thomas. Rupanya mereka sedang bermain games dalam sebuah podcast.
Pertama kali dapat tantangan tersebut, Shalom awalnya ragu. Dia sempat ingin mengubah tantangan yang diberikan.
"Apa makan cabe aja kali ya," kata Shalom dikutip dari TikTok @podcast_panutan.
Valerie lantas menolak permintaan Shalom.
"Lo tahu nyokap gue kan gimana," Shalom merespons penolakan Valerie.
Dengan terpaksa, Shalom akhirnya jalani tantangan tersebut. Dia pun menelepon ibunya dan mulai melakukan prank.
"Mah, aku hamil," kata Shalom Razade kepada Wulan Guritno dalam sambungan telepon.
Wulan awalnya tak merespons. Sebelum bereaksi, Shalom menjelaskan kalau yang dia katakan barusan cuma prank alias tak sungguh-sungguh.
"Nggak ini bercanda buat podcast, aku dapat tantangan dare, maaf banget," ujar Shalom.
Baru setelahnya, Wulan Guritno bereaksi. Dia mengatakan akan menghabisi sang putri jika yang dikatakan tadi benar.
"Ya aku bunuh sih kalau kamu iya (hamil)," kata Wulan Guritno tegas.
Shalom yang tahu sifat ibunya seperti apa mengatakan, "Aku tahu banget sih."
Sebenarnya bagaimana seharusnya para orangtua menyikapi jika anak kadung hamil di luar nikah?
Dilansir dari laman Mommiesdaily.com, ketika pertama kali mendengar anak hamil di luar nikah, Anda harus bersikap tenang atau menenangkan diri lebih dulu. Jangan langsung bereaksi saat itu juga.
Jika sudah agak tenang, ajak anak diskusi tentang apa yang perlu dilakukan. Prinsip yang harus dipegang di momen ini adalah jangan pernah untuk menambah masalah baru atau merugikan pihak mana pun. Misalnya, jangan melakukan untuk menggugurkan bayi yang dikandung atau aborsi.
Apakah menikahkan anak solusi yang tepat bagi anak?
Ini kembali lagi ke keluarga karena terkait dengan nilai-nilai yang dianut. Yang pasti, apa pun keputusannya, tanyakan pada si anak, apa yang ingin dia lakukan saat ini dan apa yang masih mau dicapai.
Perlu dicatat, orangtua perlu mendukung keputusan anak. Diskusikan segala pilihan beserta konsekuensinya agar bisa memilih yang paling bisa dijalankan.
Sebaiknya anak tetap diberikan kesempatan untuk bisa melanjutkan kehidupan dan cita-citanya, yakni sekolah, kuliah, meniti karir dan seterusnya. Usia remaja bukanlah usia yang siap secara fisik dan mental untuk menjadi orangtua.