parenting

Rabu, 7 Desember 2022

Menghukum Anak, Begini Caranya

Banyak orangtua yang memberikan hukuman kepada anak-anaknya termasuk hukuman fisik, penghapusan hak istimewa atau kehilangan sesuatu yang berharga buat mereka.


Nurakhmayani
Foto: Ilustrasi (pexels/Monstera)

Moms n Dads, pernahkah kalian menghukum anak atas suatu kesalahan?

Jika iya, apakah hukuman tersebut berhasil membuat anak jera serta tidak mengulangi kesalahan yang sama lagi?

Mungkin tidak selalu hukuman membuat seorang anak menjadi jera. Tak jarang justru kesalahan yang sama kembali terulang.

Jika sudah begini, pasti Moms n Dads akan terkejut serta frustasi atas perilaku buruk si kecil.

Memang, banyak orangtua yang memberikan hukuman kepada anak-anaknya termasuk hukuman fisik, penghapusan hak istimewa atau kehilangan sesuatu yang berharga buat mereka.

Mendisiplinkan berarti mendidik anak-anak cara yang tepat untuk bertindak sesuai dengan aturan sosial masyarakat kita.

Meskipun demikian hukuman adalah salah satu cara yang efektif untuk mengajarkan bentuk perilaku yang baik.

Kadang-kadang ketika Moms n Dads tidak mendapatkan hasil yang mereka inginkan dari menghukum anak-anak mereka, maka Moms n Dads beranggapan bahwa anak-anak mereka keras kepala sehingga membutuhkan lebih banyak hukuman.

Jika anak melawan lebih keras, hal-hal dengan cepat meningkat menjadi siklus koersif, yang tidak hanya gagal untuk memperbaiki perilaku buruk tetapi juga menilai perilaku antisosial oposisi.

Lalu mengapa hukuman menjadi tidak berhasil dan anak selalu mengulang kesalahan yang sama?

Moms n Dads, jika memberikan hukuman pada anak berilah hukuman yang fokus dari apa yang seharusnya dilakukan seorang anak atau mengapa mereka harus melakukannya.

Tanpa itu, sama saja tidak memberi anak alat untuk memenuhi kebutuhan mereka dengan cara yang berbeda.

Sebaliknya, itu membuat anak marah. 

Karena itu, Moms n Dads ada beberapa cara yang bijak untuk menghukum anak.

Pertama, Jangan menghukum saat emosi

Moms n Dads sebaiknya jangan menghukum anak saat emosi ya. Emosi dan langsung meledak dapat membuat Anda memberi hukuman kepada anak tanpa pikir panjang. 

Hal ini bisa berdampak buruk pada psikologi anak juga berdampak buruk pada diri orang tua. 

Jika Anda emosi, sebaiknya tenangkan diri dan tarik napas panjang terlebih dahulu untuk mengatur emosi diri.

Kedua, proporsional

Moms n Dads tak boleh asal menghukum anak. Berilah hukuman sesuai dengan kesalahan yang dibuat. Berikan hukuman ringan untuk kesalahan kecil, dan hukuman yang berat untuk kesalahan yang fatal. 

Selain itu, sesuaikan juga hukuman dengan usia anak.

Ketiga, kursi hukuman

Cara ini bisa ditempuh saat anak melakukan kesalahan dengan menempatkan anak pada sebuah kursi di suatu sudut rumah lalu meminta anak untuk mengatasi ketika duduk di kursi tersebut. 

Kemudian, buat perjanjian berapa lama mereka harus duduk di kursi tersebut.

Keempat, pahami terlebih dahulu

Momsn Dads, mungkin Anda tak sadar bahwa anak sering melakukan hal-hal yang tidak dipahami orang tua. 

Nah, Anda harus berusaha memahami mereka, bisa saja mereka tidak memahami bahwa yang mereka buat itu salah atau benar. 

Jangan mengatakan "Astaga, kamu ini bandel bangat" tapi cobalah bertanya, "Apa yang sedang kamu lakukan?" atau "Mengapa kamu menggunting baju ayah?"

Kelima, kekuatan bercerita

Pemahaman anak mengenai mana yang benar dan salah dapat dibangun dengan story telling. 

Moms n Dads bisa bacakan cerita, lalu diskusikan bagaimana karakter-karakter dalam cerita tersebut menyelesaikan masalah, menghadapi tantangan, dll. 

Moment seperti ini juga menjadi quality time yang baik bersama anak.

Keenam, manfaatkan mainan seperti boneka atau action figure

Moms n Dads coba deh mengajarkan anak nilai-nilai positif dengan boneka/action figure atau bisa juga dengan cara mengajak anak untuk bermain peran. 

Dengan begitu, mereka akan paham bahwa suatu perilaku yang buruk itu tak patut dilakukan serta ada konsekuensinya jika tetap melakukannya.

Ketujuh, berikan dua alternatif pilihan

Saat anak melakukan kesalahan, Moms n Dads bisa mencoba memberikan anak dua alternatif pilihan yang aman dan bisa mereka pilih, lalu biarkan anak memilih apa yang akan diterima. 

Dengan memberikan dua pilihan, anak belajar untuk mengambil keputusan namun tetap dalam batasan yang ditentukan oleh orang tua.

Salurkan energi anak pada hal-hal yang positif

Anak-anak cenderung memiliki energi yang tinggi, karena itu Moms n Dads bisa mengalirkan energi mereka pada hal-hal yang positif. 

Misalnya ketika anak berlarian dan memanjat-manjat kursi di rumah,  coba deh Moms n Dads ajak untuk bersepeda bersama atau bermain di taman.


 

Tag hukuman untuk anak

Terkini