Dear Moms, Cek Mitos dan Fakta Kehamilan
Ketika Moms hamil, mungkin orangtua atau saudara banyak yang menyarankan berbagai pantangan dan saran untuk Moms turuti. Salah satunya larangan untuk melihat gerhana bulan. Benarkah atau hanya mitos?
Ketika Moms hamil, mungkin orangtua atau saudara banyak yang menyarankan berbagai pantangan dan saran untuk Moms turuti.
Sebagian pantangan dan saran itu sudah diwariskan secara turun temurun dan masih banyak yang mempercayai.
Memang sih ada yang benar dan ada juga yang salah. Nah, Moms agar tidak salah informasi yang dapat membuat kekhawatiran, ulasan berikut ini dapat membantu Moms mendapat informasi yang benar.
1. Jenis kelamin bayi ditentukan dari bentuk perut dan denyut jantung janin
Banyak yang menghubungkan bentuk perut Moms saat hamil dengan jenis kelamin bayi. Seperti ada yang percaya bentuk perut ibu hamil yang melebar kesamping artinya mengandung bayi perempuan, sedangkan perut yang meruncing ke depan menandakan kalau bayi yang dikandung adalah laki-laki.
Ada juga yang mengaitkan detak jantung dengan jenis kelamin. Kalau detak jantung yang lebih dari 140 denyut per menit akan melahirkan bayi perempuan dan kurang dari jumlah tersebut melahirkan bayi laki-laki.
Faktanya?
Bentuk perut ibu hamil tidak dapat dijadikan penentu jenis kelamin janin.
Jenis kelamin bayi dapat dilihat melalui USG saat usia kehamilan sudah lebih dari 18 minggu.
Selain itu, belum ada bukti ilmiah yang mendukung teori penentuan jenis kelamin bayi berdasarkan denyut jantung janin.
Detak jantung janin yang normal adalah antara 120–160 kali per menit.
Namun, denyut jantung ini bisa berbeda setiap kali pemeriksaan kehamilan. Hal ini tergantung pada usia kehamilan dan aktivitas janin pada saat pemeriksaan.
2. Melihat gerhana bulan saat hamil bikin bayi baru lahir dengan bibir sumbing
Mungkin Moms pernah dengar atau pernah dilarang untuk melihat gerhana bulan saat hamil.
Sebab, masih ada yang percaya kalau ibu hamil melihat gerhana bulan, bayi di dalam kandungannya akan lahir dengan kondisi bibir sumbing.
Faktanya?
Bibir sumbing pada bayi tidak punya keterkaitan apapun dengan gerhana bulan. Sebenarnya Moms, ada beberapa faktor yang membuat bibir bayi menjadi sumbing.
Diantaranya kelainan genetik, infeksi selama hamil, kekurangan asam folat atau kebiasaan merokok saat hamil.
3. Wanita hamil sebaiknya tidak mandi terlalu sering
Nah, ada pula yang mengatakan ibu hamil tidak boleh mandi terlalu sering. Alasannya karena kotoran yang ada di air dapat meresap ke dalam tubuh ibu dan mengkontaminasi janin.
Faktanya?
Ini juga sekadar mitos yang tidak perlu dipercaya ya Moms.
Sebab didalam perut, janin terlindungi oleh selaput lendir dan ketuban yang membungkus rahim yang membuat kotoran dari luar tubuh ibu tidak akan sampai ke janin.
4. Ibu hamil makan untuk dua orang
Beberapa orang masih percaya kalau ibu hamil makan dua porsi sekaligus agar asupan nutrisi ibu dan janin bisa tercukupi.
Faktanya?
Ibu hamil hanya membutuhkan kalori tambahan sebesar 300 kalori per hari untuk menunjang pertumbuhan bayi.
Kalori ekstra ini bisa didapatkan dari segelas susu skim dan 60 gram keju atau 4 porsi sayur dan buah.
Jika kalori yang dikonsumsi ibu hamil melebihi jumlah yang dianjurkan, maka dapat menyebabkan obesitas.
Selain itu, ibu hamil akan kesulitan untuk menurunkan berat badan setelah melahirkan nanti.
5. Larangan naik pesawat ketika hamil karena radiasi
Adapula nih Moms yang mengatakan jika naik pesawat maka dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi kehamilan akibat radiasi, baik dari mesin pemindai di bandara maupun karena ketinggian.
Faktanya?
Ini juga hanya mitos untuk ibu hamil. Sebab, mesin X-Ray security yang ada di bandara dan pesawat saat terbang pada ketinggian tertentu memang memancarkan radiasi.
Tetapi jangan khawatir Moms,sebab tingkat radiasi tersebut terbilang kecil dan tidak mampu menembus masuk ke dalam tubuh, sehingga tidak akan memengaruhi janin.
6. Seks saat hamil membahayakan janin
Banyak mitos yang beredar soal aktivitas seks saat hamil. Salah satu yang paling populer adalah aktivitas ini dapat membahayakan kesehatan janin dan memicu keguguran.
Faktanya?
Selama kehamilannya sehat, kandungannya kuat, aktivitas ini tidak membahayakan janin di dalam kandungan karena ia terlindung oleh kantong dan cairan ketuban, otot rahim yang kuat, serta lapisan lendir tebal di mulut rahim.
Orgasme juga tidak memicu keguguran karena kontraksi otot pada saat orgasme berbeda dengan kontraksi ketika melahirkan.
Tetapi jika ibu hamil yang memiliki rahim lemah serta berisiko mengalami keguguran atau persalinan prematur dan perdarahan dari vagina tanpa sebab yang jelas, maka disarankan berkonsultasi dengan dokter sebelum berhubungan seks.
Untuk kondisi seperti ini biasanya dokter akan menganjurkan untuk tidak melakukannya selama beberapa waktu.
Satu hal lagi yang perlu diwaspadai oleh ibu hamil dalam melakukan hubungan seks adalah penyakit menular seksual, seperti HIV, klamidia, kutil, atau herpes.
Sebab jika ibu hamil terinfeksi penyakit tersebut, mungkin bayi juga bisa mengalaminya.
7. Nyeri ulu hati selama hamil berhubungan dengan ketebalan rambut janin
Banyak yang mengatakan jika ibu hamil mengalami nyeri ulu hati atau heartburn, maka janin akan terlahir dengan rambut tebal.
Faktanya?
Bisa saja iya. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil yang melahirkan bayi dengan rambut tebal punya keluhan nyeri ulu hati berat saat hamil.
Para peneliti menduga hal ini berkaitan dengan hormon kehamilan yang berperan terhadap pertumbuhan rambut janin.
Hormon tersebut juga diketahui dapat menyebabkan nyeri ulu hati.
Tetapi hasil penelitian ini masih perlu penelitian lanjutan untuk memastikan hubungan diantara keduanya.
Nah, sekarang jelas ya Moms mana yang merupakan fakta dan mana yang mitos.
Jadi jangan khawatir dengan berbagai pantangan jika itu bukan fakta.