health

Jumat, 2 Desember 2022

Suka Makan Gorengan? Ini Cara Menyiasatinya

Gorengan bukan makanan asing di Indonesia, hampir semua orang suka dan pernah mengkonsumsinya.


Nurakhmayani
Foto: Ilustrasi gorengan (pexels/ Rodnae Production)

Moms, gorengan bukan makanan asing di Indonesia, hampir semua orang suka dan pernah mengkonsumsinya. 

Banyak pula orang yang sudah mengetahui bahayanya, tetapi tetap mengkonsumsi gorengan. Karena itu, ada beberapa cara menyiasatinya diantaranya adalah mengganti minyak goreng dengan minyak yang lebih sehat. 

Moms, banyak makanan yang diolah dengan cara digoreng, seperti tahu, tempe,ayam, telur, kentang hingga ke makanan camilan seperti pisang, ubi, singkong, kacang, dll.

Padahal, proses menggoreng justru mengurangi nilai gizi pada bahan utamanya karena akan menambahkan kalori dan kandungan lemaknya.

Dan makanan-makanan yang disebutkan tadi sebenarnya juga bisa diolah tanpa digoreng, seperti dikukus, direbus atau dipanggang.

Nah, Moms sekarang mari kita bahas bahaya mengkonsumsi gorengan, seperti yang dilansir Alodokter berikut ini:

1. Menyebabkan kelebihan berat badan

Makanan yang digoreng akan menyerap lemak dari minyak, sehingga kalorinya akan menjadi lebih tinggi. Semakin tinggi asupan kalori harian seseorang, semakin tinggi pula risiko ia mengalami kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas.

Selain itu, kandungan lemak trans dalam makanan yang digoreng juga memainkan peran penting dalam penambahan berat badan. 

lemak ini diketahui dapat memengaruhi kerja hormon yang dapat meningkatkan nafsu makan dan menambah penyimpanan lemak.

2. Meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular

Berdasarkan hasil penelitian, makan gorengan meningkatkan risiko penyakit jantung  serta meningkatkan risiko terjadinya obesitas. 

Minyak goreng juga mengandung banyak lemak jenuh dan lemak trans yang diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol darah. 

Peningkatan kolseterol ini bisa menjadi akar dari berbagai penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan stroke.

3. Meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2

Makanan yang digoreng biasanya dilapisi tepung. 

Makanan yang diolah seperti ini akan lebih tinggi kalori dan mengandung lebih banyak karbohidrat sederhana dan lemak tidak sehat.

Terlalu banyak lemak dalam makanan tidak hanya dapat menyebabkan penambahan berat badan, tetapi juga meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 2. Hal ini bisa terjadi pada siapa saja, baik orangtua, termasuk pada anak-anak .

Moms yang terbiasa makan gorengan sebelum hamil pun diketahui berisiko lebih tinggi terkena diabetes gestasional saat hamil. 

Hal ini patut diwaspadai sebab diabetes gestasional bisa meningkatkan risiko komplikasi kehamilan yang berbahaya bagi Moms dan janin.

4. Memperbesar risiko munculnya kanker

Selain itu bahaya lain yang tak bisa diremehkan adalah meningkatkan risiko terkena kanker. 

Bahaya ini bisa muncul akibat zat akrilamida yang dapat terbentuk selama proses memasak dengan suhu tinggi, seperti menggoreng.

Makanan bertepung, seperti kentang goreng atau ayam goreng tepung, diketahui akan mengandung akrilamida yang lebih tinggi ketika terpapar suhu tinggi. 

Jika terlalu banyak dan sering dikonsumsi, zat ini diduga bisa menyebabkan beberapa jenis kanker, seperti kanker ovarium.

Selain itu, lemak trans pada makanan yang digoreng diketahui dapat meningkatkan jumlah senyawa yang mendukung peradangan dalam tubuh dan dapat meningkatkan risiko kanker. 

Banyaknya bahaya ketika sering mengkonsumsi gorengan, maka tak ada salahnya cobalah untuk membatasi kebiasaan ini. 

Tetapi jika Moms masih ingin makan gorengan, Moms perlu melakukan beberapa hal berikut:

  • Ganti dengan minyak yang lebih sehat

Moms dapat mengganti minyak goreng yang selama ini dipakai dengan jenis minyak yang lebih sehat, seperti minyak zaitun, minyak kelapa, dan minyak alpukat.

Sementara itu, jenis minyak yang tidak disarankan untuk menggoreng makanan adalah minyak yang tinggi asam lemak tak jenuh, seperti minyak kedelai, minyak jagung, minyak kanola, minyak wijen, dan minyak bunga matahari.

Hal yang juga tak kalah penting dalam meminimalisir bahaya dari makanan yang digoreng adalah dengan menghindari penggunaan minyak secara berulang. Lebih disarankan, minyak hanya digunakan sekali pakai dalam menggoreng.

  • Perhatikan cara menggoreng

Agar minyak tidak menyerap ke dalam makanan yang digoreng, disarankan untuk menggoreng makanan pada suhu 176–190°C.

 Moms bisa menggunakan termometer khusus penggorengan untuk mengetahui ini.

Suhu menggoreng penting untuk diperhatikan, karena suhu minyak terlalu tinggi bisa merusak minyak dan menghasilkan radikal bebas yang berpengaruh buruk bagi kesehatan dalam jangka panjang. 

Sementara itu jika suhu lebih rendah, minyak akan meresap ke dalam makanan dan membuat makanan jadi lebih berlemak.

Agar makanan yang telah digoreng tidak terlalu berminyak, disarankan pula untuk meniriskan makanan dengan tisu kertas agar minyak yang berlebih pada permukaan makanan dapat diserap.

  • Ganti cara mengolah makanan

Selain itu, Moms juga bisa mengganti cara mengolah makanan, misalnya dengan memanggang atau mengukus makanan.

Ayam atau ikan tak perlu diolah dengan cara digoreng. 

Moms bisa berkreasi dengan membuat ayang atau ikan panggang, pepes ayam atau ikan, sop ayam, sop ikan.

Cara lainnya adalah dengan menggunakan lemak dari protein hewani seperti daging sapi, daging kambing untuk memasak tanpa harus menggunakan minyak tambahan.

Ada juga yang menggunakan air fryer, menggoreng tanpa minyak. 

Meski harganya lebih mahal, alat ini bisa menjadi pilihan untuk hidup yang lebih sehat.

Namun, Moms jika ingin mengkonsumsi gorengan, sebaiknya buatlah sendiri gorengan di rumah daripada membelinya. 

gorengan yang dibuat di rumah cenderung lebih sehat karena Moms dapat memastikan kualitas minyak yang dipakai serta cara menggorengnya.

Makan gorengan sebenarnya bukan tidak boleh sama sekali, melainkan harus dibatasi dan dibarengi dengan makanan yang sehat serta bergizi seimbang. 

Nah, Moms yuk coba cara diatas. 


 

Tag gorengan kesehatan lemak

Terkini