Dear Moms, Ini Lho Efek Anak Minum Kopi
Moms n Dads, mungkin minum kopi hitam sudah menjadi kebiasaan bagi Anda. Tetapi bagaimana jika kopi hitam dikonsumsi anak kecil? Benarkah dapat membantu menjaga kesehatan anak?
Moms n Dads, mungkin minum kopi hitam sudah menjadi kebiasaan bagi Anda.
Tetapi bagaimana jika kopi hitam dikonsumsi anak kecil? Benarkah dapat membantu menjaga kesehatan anak?
Yuk, simak penjelasan berikut ini.
Moms, zat kafein terdapat dalam kopi hitam, teh, cokelat, serta minuman ringan lainnya.
Efek dari kafein ini bermacam-macam lho Moms, diantaranya bisa mempengaruhi metabolisme tubuh, merangsang sistem saraf pusat, meningkatkan konsentrasi, membuat lebih waspada dan terjaga, serta memberikan tambahan energi.
Tetapi meski banyak Efek positif dari mengonsumsi kafein, namun kopi dan berbagai jenis minuman berkafein lainnya akan berdampak buruk jika dikonsumsi oleh anak-anak.
Hal ini disebabkan karena respons tubuh anak-anak terhadap kafein berbeda dengan orang dewasa.
Dilansir dari Alodokter dampak buruk tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menyebabkan gangguan tidur
Moms, meski anak-anak mengonsumsi kopi hitam atau minuman berkafein lain dalam dosis kecil saja, ini dapat membuat anak-anak terjaga sepanjang hari.
Sebab kafein tersebut dapat merangsang tekanan darah dan denyut jantung anak meningkat, serta membuat mereka menjadi sulit tidur.
Akibatnya si anak menjadi hiperaktif dan sulit untuk berkonsentrasi.
2. Memicu gangguan pencernaan
Selain gangguan tidur, anak yang mengkonsumsi kafein juga mengalami gangguan pencernaan karena asam lambung menjadi meningkat.Hal ini menyebabkan anak mengalami mulas dan sakit perut.
3. Meningkatkan risiko kekurangan gizi
Jika anak kerap minum minuman berkafein, maka akan mengakibatkan si anak berisiko kekurangan gizi.
Sebab minuman berkafein tersebut tidak mengandung nutrisi, seperti vitamin dan mineral, yang dibutuhkan anak pada masa pertumbuhannya. Padahal masa anak-anak adalah masa pertumbuhan dimana sel-sel tubuh akan berkembang secara maksimal.
Di masa pertumbuhan seperti itu, maka makanan serta minuman pun harus yang bergizi tinggi agar pertumbuhan otak, badan bisa maksimal.
4. Menyebabkan dehidrasi
Kafein yang terdapat pada kopi hitam dan minuman lainnya bersifat diuretik.
Maksudnya zat kafein dapat menyebabkan tubuh mengeluarkan banyak cairan melalui urine.
Nah, jika cairan tubuh yang dikeluarkan terlalu banyak, anak berisiko mengalami dehidrasi.
5. Menyebabkan gigi berlubang
Anaka-anak biasanya mengonsumsi kopi atau minuman berkafein lainnya dengan kadar gula yang tinggi, karena tidak mungkin juga si anak mau mengkonsumsi kopi pahit.
Akibatnya jika dikonsumsi terlalu sering, kopi serta minuman berkafein lainnya akan menyebabkan anak terkena karies gigi atau gigi berlubang.
6. Meningkatkan risiko obesitas
kopi hitam yang dicampur dengan sirup, gula, krim kocok atau whipped cream mengandung kalori lebih banyak. Kalori yang berlebihan ini secara otomatis akan diubah menjadi lemak.
Jika lemak menumpuk didalam tubuh anak, maka akan menimbulkan obesitas dan berbagai masalah kesehatan.
7. Menimbulkan Efek samping saat berhenti
Minuman berkafein biasanya akan membuat orang menjadi ketagihan dan sulit berhenti.
Hal ini pula berlaku pada anak-anak juga ya Moms, jika ia sudah terbiasa maka akan sulit berhenti.
Biasanya jika berhenti mengkonsumsi kafein secara tiba-tiba maka akan mengakibatkan sakit kepala, nyeri otot dan mudah tersinggung.
8. Memperburuk penyakit jantung dan saraf
Nah, bagi anak yang menderita penyakit jantung bawaan dan gangguan saraf, konsumsi minuman berkafein sebaiknya dihindari.
Sebab, mengkonsumsi minuman berkafein dapat memperparah kedua penyakit ini.
Tetapi Moms n Dads sebenarnya anak dan remaja sebenarnya boleh minum minuman berkafein dengan batas-batas tertentu.
Berikut adalah batas maksimal konsumsi kafein per hari pada anak-anak:
- 45 mg untuk anak usia 4-6 tahun.
- 62,5 mg untuk anak usia 7-9 tahun.
- 85 mg untuk anak usia 10-12 tahun.
Tetapi ini tidak berlaku untuk jenis kopi seperti espresso, cappuccino, dan latte, ya Moms. kopi jenis ini sebaiknya dikonsumsi saat anak sudah berusia 18 tahun.