Baru Berusia 6 Bulan, Baby Moana Sudah Disekolahkan Ria Ricis, Perlukah?
Baby Moana yang masih berusia 6 bulan sudah disekolahkan Ria Ricis. Psikolog anak mengungkapkan beberapa hal penting dalam sekolah untuk anak di bawah usia tiga tahun.
Influencer Ria Ricis beberapa waktu lalu mengunggah potongan tayangan video yang berhasil membuat kontroversi netizen. Setelah mengajak sang anak main jetski hingga mengajak sang anak Cut Raifa Aramoana atau yang dikenal Baby Moana menjenguk orang sakit di rumah sakit, kini sang anak diajak sekolah.
Namun setelah dilihat dari potongan video yang dibagikan Ria Ricis, Baby Moana terlihat berada di ruangan playground yang dilengkapi banyak permainan untuk melatih sensoriknya.
"Moana udah sekolah hari pertama nih dan jadi murid termuda di kelasnya," tulis Ria Ricis pada akun Instagram riaricis1795.
Unggahan tersebut kemudian dikomentari sejumlah netizen yang menilainya secara negatif.
"Semangat nak, kau harus tetap sehat supaya ibumu bisa terus dapat adsense," tulis salah satu netizen.
Sementara netizen lainnya turut menimpali.
"Kasihan masih bayi udah di suruh cari duit."
Tak kalah tajamnya, netizen lainnya pun menuliskan kalimat sindiran yang pedas.
"Dari sejak dikandungan Moana mah sdh sekolah yaitu sekolah ngonten2 tiktok YouTube IG dll so kga heran 6 bln dah sekolah ini itu renang bermain bljr bersosialisasi dll."
Meski begitu, tren untuk menyekolahkan anak sejak dini sebenarnya sudah marak dimulai beberapa selebritas. Sebelumnya, Baby Ameena yang merupakan anak Atta Halilintar dengan Aurel Hermansyah juga disekolahkan walau usianya masih 10 bulan.
Baby Ameena diketahui juga sekelas dengan Baby Adzam yang merupakan anak Sule dengan Natalie Hoslcher. Meski begitu, Aurel menjelaskan, jika sekolah yang diikuti anaknya bukan layaknya sekolah umum.
"Bukan belajar, lebih ke sensori play, nanti dia ngegym di sekolah," jawab Aurel saat ditanya Atta Halillintar dalam akun YouTube AH.
Sedangkan menurut psikolog anak, menyekolahkan anak sejak dini atau dari bayi sebenarnya bukan sebuah keharusan.
Psikolog anak dari Fakultas Psikologi UI Efriyani Djuwita mengemukakan, sekolah untuk bayi merupakan salah satu sarana bagi anak untuk mendapatkan stimulasi, tetapi bukan satu-satunya.
Ia mengemukakan, jika stimulasi bisa diberikan oleh orang tua, menyekolahkan anak sejak usia bayi bukan suatu keharusan.
Namun saat ini, cukup banyak orang tua yang merasa perlu untuk memasukkan bayinya ke sekolah karena mereka merasa tidak punya cukup waktu untuk memberikan stimulasi bagi si kecil.
Menurutnya, jika hal tersebut jadi alasannya, maka boleh saja memasukkan bayi ke sekolah.
Ia mengemukakan, program sekolah bayi, khususnya untuk anak di bawah usia tiga tahun, bermanfaat guna mendukung tumbuh kembang fisik dan mentalnya. Secara fisik, tujuannya adalah untuk melatih atau mengembangkan kemampuan motorik kasar dan halus.