health

Sabtu, 24 Desember 2022

Waspada Hiposmia yang Kini Jadi Gejala Baru Covid-19

Hiposmia kini menjadi salah satu gejala baru Covid-19 yang patut diwaspadai di masa melandainya penyebaran Virus Corona.


Yani
Ilustrasi Covid-19. (kemenkes.go.id)

Hiposmia atau kehilangan kemampuan membau terhadap sesuatu tak hanya muncul karena infeksi hidung dan sinus, hipertrofi nasal turbinate, maupun infeksi virus lainnya bahkan juga disebabkan cedera pada bagian kepala, kini kondisi tersebut juga menjadi salah satu gejala baru Covid-19.

Dosen sekaligus dokter spesialis THT Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Dokter Anton Sony Wibowo menjelaskan Hiposmia yang terjadi.

“Misal bau amis masih amis atau manis masih manis hanya saja intensitas baunya berkurang,” katanya seperti dikutip Antara.

Anton mengemukakan, orang yang mengalami Hiposmia akan mengeluhkan benda-benda atau sumber bau yang seharusnya tercium dengan kuat, tetapi hanya tercium samar.

Kemunculah pasien dengan Hiposmia di masa Pandemi Covid-19 cukup banyak. Ia mengemukakan, di luar negeri dilaporkan ada sekitar 60 persen pasien rawat jalan yang dilaporkan mengeluhkan Hiposmia.

"Penelitian saya di RSA UGM tahun 2022, sekitar 50 persen pasien di poli rawat jalan yang mengalami Hiposmia," katanya.

Namun ia mengemukakan, pengobatan Hiposmia hanya bisa dilakukan untuk virus itu sendiri.

Selain itu, perlu juga ditambah terapi suportif lain seperti multivitamin tertentu.

"Yang terpenting adalah mengobati penyakit dasarnya karena Hiposmia hanya gejala," katanya.

Meski begitu, Anton mengimbau agar tetap menjaga protokol kesehatan, meski Covid-19 di Indonesia dilaporkan melandai dengan jumlah kasus harian yang terus menurun.

"Kita tidak boleh lengah untuk terus menjaga penularan kasus karena Covid-19 masih ada," katanya.

Tag covid-19 gejala covid hiposmia kehilangan indera penciuman

Terkini