Manfaat Bersujud dalam Shalat Menurut Kesehatan
Summary: Menurut Pakar hipnoterapi klinis dr Aisah Dahlan, CMHt, CMNLP posisi sujud mengalirkan darah berisi nutrisi lebih deras ke berbagai bagian otak termasuk prefrontal korteks.
Selama bulan Ramadhan, umat Islam biasanya lebih banyak melakukan salat dibandingkan hari-hari di luar bulan puasa. Tentunya hal tersebut tak terlepas dari keutamaan Bulan Ramadhan sebagai waktu untuk memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Selain itu, ternyata ada salah satu gerakan dalam sholat yang disebut-sebut yang sangat membantu untuk menyalurkan nutrisi kepada otak.
Menurut Pakar hipnoterapi klinis dr Aisah Dahlan, CMHt, CMNLP posisi sujud mengalirkan darah berisi nutrisi lebih deras ke berbagai bagian otak termasuk prefrontal korteks, yakni bagian otak yang terletak di bagian depan lobus frontal.
Lobus frontal sendiri nantinya bertanggung jawab dalam berbagai perilaku kompleks termasuk perencanaan serta sangat berkontribusi pada pengembangan kepribadian seseorang.
Ketua Asosiasi Rehabilitasi Sosial Narkoba Indonesia (AIRI) ini mengungkapkan, saat sujud, dahi diletakkan di tanah yang juga mengalirkan darah pada lobus parietal.
Menurut Aisyah, bagian otak tersebut berada di belakang lobus frontal dan berfungsi mengendalikan sensasi seperti sentuhan, tekanan, nyeri, suhu dan orientasi spasial atau pemahaman tentang ukuran, bentuk dan arah.
"Menurut ilmu saraf di sini lokasi ilmu, keterampilan (bagian depan otak) dan saat sujud ini darah yang jarang ke arah sini akan deras ke sini untuk memberi nutrisi, vitamin dan sebagainya. Kemudian pada bagian lobus periotalis ada lokasi watak dan bakat itu kalau sujud darah akan ke sini," katanya mengutip Antara.
Aisyah juga menjelaskan, bagi yang tak bisa melakukan sujud saat shalat dapat melakukannya dengan posisi duduk dengan punggung agak menunduk.
"Kalau di posisi duduk atau berdiri, darah yang mengalir ke daerah tersebut tidak deras. Hal inilah yang membuat para ilmuwan mengatakan luar biasa posisi sujud ini walaupun nggak perlu 24 jam, tetapi beberapa detik, menit," kata Aisah.
Untuk diketahui, dalam studi percontohan pada Basic and Clinical Neuroscience tahun 2019 menunjukkan bahwa sujud menghadap kiblat selama 10 detik akan memiliki efek pada aktivitas otak.
"Di Ramadhan, tentu sujud kita lebih banyak dari bulan-bulan lainnya, walaupun setelah Ramadhan kita tetap diminta kurikulum Ramadhan ikut lagi. Kalaupun lupa, di Ramadhan berikutnya diperkuat lagi," katanya.