Ada Resep MPASI Cegah Stunting dari Bu Megawati Sukarnoputri, Catet Ya Moms!
Jadi penasaran ya Moms, ingin tahu seperti apa resep MPASI yang diklaim bisa mencegah stunting dari Bu Megawati Sukarnoputri.
Wah Presiden Indonesia ke-5, Ibu Megawati Sukarnoputri ternyata sangat peduli loh Moms dengan masalah kesehatan anak-anak Indonesia.
Kepedulian Ibu Megawati terhadap masalah kesehatan anak-anak ditunjukkan melalui saran makanan anak yang bernutrisi.
Ya, Ibu Megawati memberikan resep MPASI atau Makanan Pendamping ASI, yang bisa mencegah stunting yang masih jadi momok di Tanah Air.
Untuk Moms ketahui, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada balita atau bayi di bawah 5 tahun, akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Dalam acara Kick Off Kolaborasi Percepatan Penurunan stunting yang digelar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Ibu Megawati mendemonstrasikan 2 resep MPASI, yakni Bobor Daun Kelor dan Opor Singkong.
Kedua menu ini, kata Ibu Megawati, merupakan resep untuk MPASI bagi bayi usia 12 bulan hingga 24 bulan.
Untuk Bobor Daun Kelor bahan yang dibutuhkan beras, daun kelor mentah, santan, ikan lele, minyak, buah pir.
Total biaya untuk memasak makanan yang disebut Ibu Megawati mengandung 12 gizi ini diklaim cuma butuh biaya Rp 3.700.
Sedangkan untuk menu Opor Singkong yang juga disebutnya mengandung 12 gizi ini dibuat dari singkong, daging ayam, tahu dan santan yang diklaim cuma merogoh uang Rp 3.200.
Kedua menu ini, kata Ibu Megawati, ada di buku berjudul Resep Makanan Baduta dan Ibu Hamil: untuk Generasi Emas Indonesia, ditulis oleh Hevearita G. Rahayu berdasarkan resep-resep masakan Megawati Sukarnoputri.
“Kaum perempuan harus bisa masak, apapun profesinya. Kaum perempuan kok lembek? Ayo bergerak! Tunjukkan bahwa kaum perempuan itu tidak lemah! Saya kalau berbicara lugas, kenyataan yang saya sampaikan, bukan seremonial. Ayo ibu-ibu, bangun!,” ujar Megawati dalam rilis BKKBN, beberapa waktu lalu.
Ia juga menjelaskan kalau permasalahan di Indonesia saat ini adalah stunting, yang tingkat prevalensinya mencapai 24,4 persen.
“Kalau saya inginnya, stunting di Indonesia itu nol persen,” pungkasnya.