konsultasi

Kamis, 8 Desember 2022

Suka Cium Bayi? Stop Kebiasaan Ini

Moms, kita sering gemas jika melihat bayi teman, tetangga atau saudara yang mungil dan lucu hingga tak sabar untuk memeluk dan menciumnya.


Nurakhmayani
Foto: Ilustrasi anak dicium(pexels/Keira Burton)
Foto: Ilustrasi anak dicium(pexels/Keira Burton)

Moms, kita sering gemas jika melihat bayi teman, tetangga atau saudara yang mungil dan lucu hingga tak sabar untuk memeluk dan menciumnya.

Nah, kebiasaan ini hendaknya dihentikan ya Moms karena bayi yang sering dicium akan lebih rentan terkena penyakit infeksi. 

Moms tidak bisa menyamakan kondisi bayi dengan orang dewasa. sebab bayi memiliki daya tahan tubuh yang masih lemah.

Hal ini mengakibatkan bayi rentan terinfeksi kuman dan virus yang dapat menimbulkan masalah kesehatan. 

Moms, mungkin kita tidak sadar bahwa kuman dan virus penyebab infeksi dapat menetap di bagian tubuh manapu, termasuk hidung dan mulut.

Nah, ketika bayi dicium maka kuman dan virus tersebut akan pindah ke mulut dan wajah bayi sehingga bayi lebih beresiko terserang penyakit. Penyakit apa sajakah? Yuk, kita bahas satu-satu.

1. Herpes simpleks

Penyakit herpes yang disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 (HSV 1).

Herpes pada bayi dapat diketahui dari gejala-gejala seperti bayi lebih rewel atau tampak kesakitan, muncul luka dan lepuhan serta ruam pada bibir dan kulit di sekitarnya.

Selain itu, bayi akan mengalami demam, nafsu makan berkurang, gusi merah dan bengkak, muncul benjolan di leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening.

Jika Moms menemui gejala tersebut pada bayi, jangan ditunda untuk segera membawanya ke dokter ya Moms. 

Sebab, jika tidak segera ditangani dokter,virus HSV akan menyebar ke bagian tubuh lain serta bisa terjadi komplikasi serius seperti gangguan penglihatan, herpes genital bahkan hingga terjadi kerusakan otak.

Dokter biasanya meresepkan obat-obatan antivirus. Jika kondisi berhasil ditangani, Moms akan dianjurkan untuk melakukan kontrol secara rutin ke dokter.

Karena bayi yang pernah terkena herpes bisa mengalami kekambuhan di kemudian hari.

2. Kissing disease (mononukleosis)

Mungkin Moms baru mendengar penyakit ini. Ya, penyakit ini disebabkan oleh virus Epstein-Barr yang terdapat pada liur seseorang. 

Sehingga penularannya tak hanya ketika bayi dicium, tetapi juga saat orang tersebut batuk atau bersin didekatnya. 

Biasanya bayi yang tertular penyakit ini tampak lemas, demam kurang nafsu makan, kurang mau bermain, ruam kulit.

Tak hanya itu, bayi juga akan rewel karena kesakitan, serta terjadi pembengkakan pada kelenjar getah bening.

Nah, Moms kalau gejala-gejala ini terdapat pada bayi Anda, maka segera periksakan ke dokter.

Sebab jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, maka bayi bisa berisiko tinggi untuk terkena sejumlah komplikasi serius, seperti pembesaran limpa, penyakit kuning, dan kerusakan organ hati.

3. Sariawan karena infeksi jamur Candida (thrush)

Jamur Candida merupakan mikroorganisme normal yang menumpang hidup di dalam mulut, kulit, serta saluran pencernaan setiap orang dewasa. 

Nah, saat orang dewasa mencium bayi, maka jamur ini bisa berpindah ke dalam mulut bayi. Akibatnya bayi dapat mengalami sariawan mulut. 

Tanda-tanda bayi yang sariawan karena infeksi jamur di mulutnya akan muncul bercak-bercak atau lapisan putih di dalam mulut, lidah, langit-langit, serta gusinya, sudut mulut bayi tampak kering dan pecah-pecah, rewel, dan kurang mau menyusui karena mulutnya terasa perih.

Untuk mengobatinya, bisa dengan pemberian obat antijamur dan jika bayi masih minum ASI maka perbanyaklah minum ASI dari biasanya.

4. Meningitis bakteri

Biasanya penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri merupakan kondisi serius yang dapat membahayakan nyawa bayi. 

Gejala-gejala yang timbul pada bayi akibat meningitis berupa lemas dan tidak aktif bergerak, demam, kejang, leher kaku.

Selain itu bayi juga akan mengalami muntah-muntah dan tidak mau makan atau menyusui, cenderung tertidur dan sulit dibangunkan.

Karena itu, segera bawa ke dokter jika Moms mendapati gejala-gejala tersebut pada bayi Anda. 

Penyakit ini membutuhkan pengobatan dengan antibiotik yang diberikan melalui infus.

Jika kondisi bayi sudah parah, ia akan membutuhkan perawatan di ruang PICU.

Nah, Moms jangan sampai terlambat untuk membawa ke dokter jika bayi mengalami gejala-gejala tersebut. Sebab jika terlambat ditangani, maka bayi yang terkena meningitis bakteri bisa mengalami komplikasi fatal, seperti sepsis dan kerusakan otak permanen. 

Jika terjadi kerusakan otak maka bayi akan mengalami cacat, misalnya kehilangan fungsi pendengaran, gangguan tumbuh kembang, maupun lumpuh.

5. ISPA

ISPA atau infeksi saluran pernafasan akut bisa disebabkan oleh infeksi virus maupun bakteri. Sehingga mudah menular pada bayi yang dicium oleh penderita ISPA.

Virus atau bakteri penyebab ISPA juga terkandung di air liur dan dapat ditularkan tak hanya saat mencium bayi, tapi juga saat orang tersebut batuk atau bersin di dekat bayi.

Biasanya bayi yang mengalami ISPA akan menunjukkan beberapa gejala, seperti batuk pilek, sering bersin, demam, sesak napas disertai napas berbunyi, tampak lemas, dan kurang mau menyusui atau makan.

Jika disebabkan oleh infeksi virus, maka ISPA pada bayi dapat membaik dengan sendirinya. 

Namun jika disebabkan oleh bakteri, maka penyakit ini perlu diobati dengan antibiotik. 

Selama pemulihan, pastikan bayi cukup minum ASI atau makan guna mencegah dehidrasi.

Nah,Moms mulai sekarang hindarilah mencium bayi atau membiarkan bayi dicium orang lain agar kesehatan bayi tetap terjaga. 

Sebelum menyentuh atau menggendong bayi, pastikan Moms sudah mencuci tangan hingga bersih dengan air dan sabun atau hand sanitizer. 

Tag cium

Terkini