health

Rabu, 7 Desember 2022

Yuk Moms, Kenal Lebih Jauh dengan  Polio

Awal November lalu salah seorang anak berusia 7 tahun di kabupaten Pidie Aceh terkena penyakit polio.Penyakit Polio sangat berbahaya bagi anak karena menyebabkan kelumpuhan dan tidak ada obatnya, namun mudah dicegah dengan imunisasi polio lengkap dan imunisasi rutin.


Nurakhmayani
Ilustrasi imunisasi polio (pexels/Shvets production)
Ilustrasi imunisasi polio (pexels/Shvets production)

Moms, awal November lalu salah seorang anak berusia 7 tahun di kabupaten Pidie Aceh terkena penyakit polio

Penyakit polio sangat berbahaya bagi anak karena menyebabkan kelumpuhan dan tidak ada obatnya, namun mudah dicegah dengan imunisasi polio lengkap dan imunisasi rutin. 

Sebenarnya apa sih penyebabnya dan bagaimana penularannya hingga disebut sebagai penyakit yang sangat berbahaya? 

Yuk, Moms simak penjelasan berikut ini seperti yang dilansir situs Kementerian Kesehatan. 

Virus polio adalah virus yang termasuk dalam golongan Human Enterovirus yang bereplikasi di usus dan dikeluarkan melalui tinja. 

Penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan karena adanya kerusakan motor neuron pada cornu anterior dari sumsum tulang belakang akibat infeksi virus.

Virus polio yang ditemukan dapat berupa virus polio vaksin/sabin,  virus polio liar/WPV (Wild poliovirus) dan VDPV (Vaccine Derived poliovirus). 

VDVP merupakan virus polio vaksin/sabin yang mengalami mutasi dan dapat menyebabkan kelumpuhan.

Sebenarnya polio dapat menyerang pada usia berapa pun, tetapi polio terutama menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun. 

Pada awal abad ke-20, polio adalah salah satu penyakit yang paling ditakuti di negara-negara industri, melumpuhkan ratusan ribu anak setiap tahun. 

Pada tahun 1950an dan 1960an polio telah terkendali dan praktis dihilangkan sebagai masalah kesehatan masyarakat di negara-negara industri setelah ditemukannya vaksin. 

Pada 1988, sejak Prakarsa Pemberantasan polio Global dimulai, lebih dari 2,5 miliar anak telah diimunisasi polio. Sekarang masih terdapat 3 negara endemis yang melaporkan penularan polio yaitu Afganistan, Pakistan dan Nigeria.

Pada Juni 2018, dilaporkan adanya kasus polio di negara tetangga Papua New Guinea lalu sejak November 2022, terkonfirmasi satu kasus pasien anak yang menderita polio di Indonesia. 

Virus polio biasanya memakan waktu 3 hingga 6 hari saja untuk berinkubasi kemudian dalam waktu 7-21 hari terjadi kelumpuhan.

Umumnya orang terinfeksi (90%) tidak memiliki gejala atau gejala yang sangat ringan dan biasanya tidak dikenali. 

Bahkan banyak juga seseorang yang tidak memiliki tanda-tanda penyakit dan tidak pernah sadar bahwa mereka telah terinfeksi. 

Orang-orang tanpa gejala ini membawa virus dalam usus mereka dan dapat “diam-diam” menyebarkan infeksi ke ribuan orang lain.

Tetapi ada juga kasus polio dengan gejala awal yaitu demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher dan nyeri di tungkai.

Ada tiga kelompok gejala penderita polio, yaitu :

  1. polio non-paralisis dapat menyebabkan muntah, lemah otot, demam, meningitis, letih, sakit tenggorokan, sakit kepala serta kaki, tangan, leher dan punggung terasa kaku dan sakit
  2. polio paralisis menyebabkan sakit kepala, demam, lemah otot, kaki dan lengan terasa lemah, dan kehilangan refleks tubuh.
  3. Sindrom pasca-polio menyebabkan sulit bernapas atau menelan, sulit berkonsentrasi, lemah otot, depresi, gangguan tidur dengan kesulitan bernapas, mudah lelah dan massa otot tubuh menurun.

Penyakit polio menyebar melalui kontak orang ke orang. Ketika seorang anak terinfeksi virus polio liar, virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan berkembang biak di usus. 

Setelah itu, melalui feses virus ini menyyebar dengan cepat melalui komunitas, terutama dalam lingkungan yang kotor dan sanitasi yang buruk. 

polio dapat menyebar ketika makanan atau minuman terkontaminasi oleh feses. Bisa juga lalat yang berperan menyebarkan virus polio dari feses ke makanan. 

Namun, virus tidak akan rentan menginfeksi dan mati bila seorang anak mendapatkan imunisasi lengkap terhadap polio

Moms, jika seseorang terkena polio, maka hanya ada perawatan untuk meringankan gejala sebab hingga belum ditemukan obatnya. 

Perawatan yang dilakukan berupa terapi fisik untuk merangsang otot dan obat antispasmodic untuk mengendurkan otot-otot dan meningkatkan mobilitas. 

Tetapi, Moms perawatan ini tetap saja tidak bisa mengobati kelumpuhan permanen yang dialami oleh penderita polio.

Karena itu tindakan yang paling efektif untuk mencegah penyakit polio adalah dengan melakukan imunisasi. 

Vaksin polio yang diberikan berkali-kali dapat melindungi seorang anak seumur hidup. 

Pencegahan penyakit polio dapat dilakukan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemberian imunisasi polio pada anak-anak.

Selain itu, tetap menggunakan masker bagi yang sakit maupun yang sehat untuk mencegah penularan ke orang lain melalui kontak langsung (droplet). 

Cara lain adalah dengan mencegah pencemaran lingkungan (fecal-oral) dan pengendalian infeksi dengan menerapkan buang air besar di jamban dan mengalirkannya ke septic tank.

Jadi jangan lupa untuk melakukan imunisasi ya Moms.


 

Tag polio cara mencegah polio gejala polio

Terkini