Benarkah Merokok Lebih Berbahaya dari Vape atau Rokok Elektrik?
Vape atau rokok elektrik sebenarnya sama bahayanya dengan merokok biasa, namun ahli bedah paru-paru dari John Hopkins University menemukan adanya popcorn lung pada penghisap vape.
Bagi sebagian besar perokok, rokok elektrik diyakini menjadi salah satu terapi untuk berhenti merokok. Sedangkan sebagian besar lainnya mempercayai jika rokok elektrik lebih baik dari rokok tradisional yang selama ini beredar.
Namun menurut Ahli Bedah Kanker Paru-paru Stephen Broderick, vape atau rokok elektrik bisa mengakibatkan sederet penyakit yang fatal. Salah satunya Popcorn lung atau bronchitolitis obliterans (BO).
"Dalam 24 hingga 36 bulan terakhir, saya telah melihat lonjakan jumlah pasien yang melakukan vape," kata Ahli Bedah dari John Hopkins University of Medicine and a thoracic surgeon.
vape sebenarnya merupakan alat pemanas cairan yang diubah menjadi uap untuk dihirup ke dalam paru-paru. Berbeda dengan rokok yang membakar tembakau untuk menghasilkan rokok.
Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), cairan dalam produk vape mengandung berbagai kombinasi bahan, termasuk nikotin, zat kimia lain, perasa, dan bersifat racun.
Profesor Stephen membeberkan sejumlah penyakit yang perlu diwaspadai dari hasil menghisap vape atau rokok elektrik.
Penyakit yang dikenal dengan bronchiolitis obliterans (BO) ini merupakan kondisi langka akibat kerusakan saluran udara kecil paru-paru.
Pada awalnya, penyakit BO ditemukan di pekerja pabrik popcorn yang mulai sakit. Pelakunya adalah diacetyl, yakni bahan tambahan makanan untuk mensimulasikan rasa mentega dalam popcorn microwave.
Zat ini sering ditambahkan ke e-liquid vape untuk meningkatkan rasa. Menghirup diacetyl akan menyebabkan peradangan dan jaringan parut permanen di cabang terkecil saluran udara paru-paru yang membuat sulit bernapas. Gejala Popcorn lung sendiri meliputi:
- Batuk
- Mengi
- Sakit dada
- Sesak napas
Kondisi tersebut sebaiknya wajib diwaspadai bagi penyuka vape.
- Pneumotoraks Spontan Primer
Lebih dikenal dengan paru-paru kolaps, terjadi saat ada lubang di paru-paru tempat keluarnya oksigen. Kondisi tersebut dimungkinkan terjadi akibat cedera, seperti luka tembak atau pisau, maupun ketika gelembung udara di bagian atas paru-paru pecah dan menimbulkan robekan kecil.
Namun, merokok dan vaping kerap dikaitkan dengan peningkatan risiko pecahnya lepuh atau gelembung udara.
"Kami selalu bertanya apakah mereka merokok, dan mereka sering berkata, 'Tidak, saya tidak merokok. Tapi saya melakukan vape.' Sekarang kami memberitahu pasien untuk tidak merokok atau vape jika mereka ingin menghindari kolaps paru dan operasi di masa mendatang," katanya.
Tanda-tanda paru-paru yang kolaps meliputi:
- Nyeri dada atau bahu yang sangat amat
- Sesak napas
- Sulit bernafas
Jika sudah ada tanda-tanda tersebut sebaiknya segera periksakan ke dokter ahli terdekat.
- Pneumonia Lipoid
Penyakit ini berkembang saat asam lemak (bahan penyusun lemak) masuk ke paru-paru. Pneumonia lipoid terkait vaping merupakan hasil menghirup zat berminyak yang ditemukan dalam e-liquid, sehingga memicu respons inflamasi di paru-paru.
Gejala pneumonia lipoid meliputi:
- Batuk kronis
- Sesak napas
- Batuk darah atau lendir bercampur darah
Meski begitu, Broderick menyatakan, belum ada pengobatan yang bisa menyembuhkannya. Untuk saat ini hanya baru sebatas mengidentifikasi penyebabnya saja.
"Tidak ada pengobatan yang baik untuk pneumonia lipoid, selain perawatan suportif, sementara paru-paru sembuh dengan sendirinya. Satu-satunya hal terpenting yang dapat Anda lakukan adalah mengidentifikasi apa penyebabnya," katanya.
- Risiko Kanker Paru-paru
Risiko kanker paru-paru kemungkinan juga terjadi untuk penghisap vape. Komposisi bahan di dalam vape yang mengandung sejumlah bahan kimia dan masuk ke dalam paru-paru menjadi salah satu alasan utamanya.
Namun, sampai saat ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
"Kita tahu bahwa merokok tembakau memaksa partikel kecil untuk disimpan jauh di dalam pohon bronkial dan dapat menyebabkan perkembangan kanker. Hal yang sama mungkin berlaku untuk vaping," katanya.