health

Sabtu, 24 Desember 2022

Hati-hati! Deretan Makanan 'Sehat' Ini Ternyata Berbahaya Bagi Kesehatan

Jangan tertipu dengan clean eating yang kini digandrungi banyak orang.


IndoParents Editor
Ilustrasi makanan. [pexels]

Tren gaya hidup sehat dan clean eating yang digandrungi oleh banyak orang dalam beberapa tahun terakhir bisa Moms jumpai dengan mudah di berbagai supermarket dan mall-mall besar.

Buktinya, produk makanan sehat yang dilengkapi dengan jargon “organik”, “rendah lemak”, “tanpa gula tambahan”, hingga “tanpa bahan pengawet dan pemanis buatan” masih ramai menghiasi berbagai etalase toko.

Namun hati-hati, banyak makanan berlabel "sehat" yang kita konsumsi sehari-hari sebenarnya tidak sesehat seperti apa yang selama ini Anda yakini.

Jika mengulik lebih dalam mengenai informasi gizi yang tertera di label produk atau menyelidiki apa yang sebenarnya terkandung dalam makanan di balik semua label “sehat” tersebut, Moms akan mengetahui bahwa beberapa makanan ini sebenarnya tidak sehat-sehat amat.

1. Sereal dengan gula tambahan
Energy bar, granola bar, protein bar, dan Sereal sarapan kemasan yang diklaim diperkaya oleh serat dan protein sebenarnya memiliki profil gizi yang setara dengan sebatang cokelat.

Beberapa makanan “sehat” ini bahkan bisa memiliki kandungan gula berlipat ganda daripada sekantung permen.

Banyak granola bar fortifikasi yang mengandung nilai serat lebih dari tiga porsi asupan serat harian yang dibutuhkan dengan kandungan kalori hanya 140 kcal.

Energy bar pada umumnya tidak mendapatkan serat mereka dari gandum asli atau kacang-kacangan, karena kebanyakan mengambil serat dari ekstrak akar chicory, tanaman hambar yang kaya akan kandungan serat.

Serat fortifikasi yang terkandung dalam energy bar adalah serat yang tidak mudah larut.

Memang membantu pencernaan, tetapi tidak memberikan pengaruh apapun untuk kesehatan jantung Anda.

Solusi: Pilih produk energy bar, granola bar, atau protein bar dengan bahan dasar kacang-kacangan atau buah-buahan. Selain itu, dapatkan asupan serat, vitamin, dan energi Anda dari makanan utuh, seperti daging dan ikan segar, sayuran, buah-buahan, kacang dan biji-bijian segar.

2. Frozen yogurt
Frozen yogurt seperti tidak pernah ada matinya dari tahun ke tahun. Apalagi, kini banyak produk fro-yo yang mengklaim mengandung agen antioksidan dan detoksifikasi dari berbagai bahan aktif alami, seperti charcoal bamboo.

Padahal, sekalipun Moms memilih rasa yang plain, kandungan gula dalam ½ cup frozen yogurt bisa mencapai 25 gram, bahkan sebelum Anda menambahkan topping favorit Anda.

Solusi: racik fro-yo versi Anda sendiri di rumah dengan plain greek yogurt (rendah lemak atau tanpa lemak) dengan topping irisan buah segar, granola, chia seeds, dan atau madu.

3. Susu skim dan rendah lemak
Susu skim dan yang rendah lemak mengandung kalori yang lebih sedikit, tetapi susu sapi segar mengandung lebih banyak lemak jenuh dan tidak jenuh tunggal yang membantu Anda kenyang lebih lama, mendukung metabolisme, dan meningkatkan komposisi tubuh Anda.

Tanpa lemak, Susu skim dan susu rendah lemak juga memiliki lebih sedikit kandungan vitamin A, D, E, dan K jika dibandingkan dengan susu sapi utuh tanpa olahan.

Lebih lanjut, produsen Susu skim menambahkan bubuk susu guna menyamaratakan konsistensi Susu skim dengan susu sapi yang baru saja diperah.

Proses penambahan bubuk susu ini melibatkan kolesterol yang teroksidasi, yang jauh lebih merusak arteri Anda dibanding kolesterol pada umumnya.

Dilansir dari Muscle and Fitness, sejumlah studi telah membuktikan bahwa susu rendah lemak dan tanpa lemak memiliki risiko lebih tinggi terhadap obesitas anak dibanding susu sapi biasa.

4. Minyak sayur
Minyak sayur seperti minyak canola, minyak jagung, minyak biji anggur, semuanya dibuat dari proses kimiawi.

Produsen memanggang biji-bijian tersebut dalam panas sangat tinggi dan membuang cairan lainnya untuk mengekstrak minyak.

Pada tahapan akhir, mereka akan menambahkan bahan-bahan kimia lain untuk meningkatkan kualitas warna dan bau dari minyak tersebut.

Proses berkelanjutan ini mengubah minyak sayur menjadi lemak tidak stabil yang disebut polyunsaturated fatty acid (PUFA).

Tubuh manusia tidak dirancang untuk mencerna PUFA dengan baik karena sel tubuh terdiri dari mayoritas lemak jenuh dan tidak jenuh.

Selain itu, minyak sayur juga memiliki perbandingan antara Omega-6 PUFA dengan Omega-3 yang cukup tinggi, yang bisa menyebabkan peradangan dan meningkatkan risiko penyakit jantung, obesitas, dan diabetes.

Tag Clean Eating frozen yoghurt sereal susu skim

Terkini