health

Rabu, 18 Januari 2023

Peringatan Buat Orangtua Perokok! Jangan Harap Sang Anak Tidak Merokok karena Meniru Orangtuanya

Persoalan perokok anak ternyata dipicu dari kondisi lingkungan terdekat mulai dari keluarga hingga lingkungan sekitar dan juga regulasi pemerintah.


Yani
Ilustrasi asap rokok.
Ilustrasi asap rokok.

Semua orangtua pasti mengingkan anaknya tumbuh dengan sehat dan kuat, baik di masa pertumbuhan hingga menuju fase remaja menuju dewasa. Namun semuanya itu bergantung pada lingkungan rumah yang dimulai dari orangtua hingga kakek dan bahkan tetangganya.

Salah satu hal yang kerap terjadi dalam keluarga, yakni orangtua kerap melarang anaknya merokok, padahal para orangtuanya, baik ibu atau ayahnya merokok. Padahal, menurut Pelaksana tugas Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Pendidikan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Anggin Nuzula Rahma, keluarga perokok merupakan salah satu faktor yang mendorong anak di kemudian hari menjadi perokok.

"Yang pertama ini (melihat) dari orang tua. Anak kecil yang dalam tumbuh kembangnya melihat ayahnya merokok, kakeknya, tetangganya merokok, tentu secara tidak langsung melihat merokok ini hal yang biasa," katanya.

Jika ingin menciptakan keluarga yang bebas rokok, maka kesadaran itu harus dimulai dari keluarga dengan menciptakan lingkungan keluarga yang bebas rokok.

Tak hanya orangtua, lingkungan pergaulan anak juga turut andil menjadikan anak perokok.

"Teman-teman bermainnya ini juga mengajari anak-anak untuk merokok. Kan anggapannya kalau merokok itu macho, imagenya ganteng," katanya.

Selain itu, iklan serta promosi rokok yang gencar juga mendorong bertambahnya perokok anak.

Padahal anak-anak yang melihat tayangan iklan rokok masih belum bisa membedakan hal yang baik maupun hal yang buruk sehingga akhirnya termakan iklan produk rokok.

Anggin juga menyoroti munculnya produk olahan tembakau lainnya, seperti vape yang juga berbahaya bagi kesehatan.

"Munculnya produk olahan tembakau lainnya yang sekarang banyak sekali ya, dengan berbagai rasa, berbagai bentuk, berbagai kemudahan juga untuk membelinya. Nah ini menjadi PR tambahan untuk kami di pemerintah," katanya.

Dalam temuan Global Adult Tobacco Survey (GTAS) pada tahun 2021, GATS menunjukan total jumlah perokok di Indonesia pada 2021 selama survei dilakukan sebanyak 70 juta atau 34,5 persen dari total keseluruhan penduduk.

Temuan lain yang mengejutkan dalam survei GATS yakni perokok di kalangan anak dan remaja. Menurut data Tobacco Support Control Centre, dari 70 juta anak di Indonesia, 37 persen atau 25,9 juta anak di antaranya merokok.

Di sisi lain, sebagaimana dilansir dari laman Kemenkes, 3 dari 4 orang mulai merokok pada usia di bawah 20 tahun yang artinya masih tergolong anak atau remaja dalam regulasi yang berlaku.

Tag perokok perokok anak

Terkini