health

Rabu, 14 Desember 2022

Moms and Dads, Jangan Sembarangan Berikan Obat Pencahar Anak Ya Begini Penjelasannya

Memberikan obat pencahar anak melalui dubur sebaiknya dihindari agar anak tidak trauma saat buang air besar.


Yani
Ilustrasi anak alami sembelit. (Freepik)
Ilustrasi anak alami sembelit. (Freepik)

Susah buang air besar pada anak hingga beberapa, tentunya bisa berdampak pada kesehatan. Sebagai orangtua, tentunya akan melakukan berbagai cara untuk bisa menyembuhkannya dengan segera. Salah satunya dengan memberikan obat pencahar pada anak.

Salah satu metode pemberian obat pencahar anak yakni dengan memasukan obat tersebut melalui dubur. Namun, menurut Dokter Ahli Gastrohepatologi Anak, Muzal Kadim mengungkapkan jika cara tersebut tidak dianjurkan.

"Pemberian obat pencahar pada anak melalui dubur tidak dianjurkan karena menyebabkan trauma. Anak menganggap setiap kali buang air itu penderitaan, tidak nyaman harus dicolok terlebih dahulu,” ujarnya seperti dikutip Antara.

Memang diakui Muzal, masih ada orangtua yang menjadikan obat pencahar pada anak sebagai solusi jika mengalami kesulitan saat mengalami buang air besar lebih dari tiga hari.

Terkait pemberian obat pencahar lewat dubur, Muzal hanya menganjurkannya sekali pada anak yang sudah mengalami sembelit dan sengaja menahan untuk tidak buang air besar akibat adanya trauma berupa rasa sakit saat buang air besar.

Sedangkan untuk Pengobatan lanjutan pada anak yang mengalami konstipasi atau sembelit, cukup menggunakan obat pencahar oral saja yang aman dengan kandungan laktulosa dan macrogol.

"Karena penuh dengan feses, itu harus dikeluarkan terlebih dahulu jangan langsung diberikan pencahar karena kalau langsung diberikan itu hanya mulas saja," katanya.

Lebih lanjut, ia meminta orangtua untuk memperhatikan gejala anak yang mengalami sembelit sehingga menyebabkan bayi atau anak mengalami kesulitan dalam mengeluarkan tinja. 

Kondisi tersebut sebenarnya dapat mengganggu kemampuan sosioemosional anak, selain itu juga membuat anak cemas saat buang air besar.

Muzal pun menyarankan, jika anak jarang buang air besar dengan frekuensi dua kali seminggu atau lebih jarang, kemudian tinja yang keras atau berukuran besar, jangan terburu-buru memberikan obat pencahar.

Namun, ia mengimbau agar segera membawa anak ke dokter anak untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Konstipasi sendiri bisa berbahaya apabila terdapat kelainan organik dengan gejala gangguan pertumbuhan, muntah hijau, kembung yang sangat hebat, kelainan di sekitar anus atau punggung, kelemahan tungkai, hingga demam.

Tag pencahar obat pencahar anak susah buang air besar sembelit

Terkini