Jefri Nichol Ngamuk di Medsos, Begini Dampak Negatifnya untuk Kesehatan Jika Sering Marah
Anda yang bukan seorang perokok, berisiko memiliki paru-paru yang rusak bila sering marah-marah.
Aktor Jefri Nichol marah-marah di media sosial. Bintang film Jakarta vs Everybody ini keberatan dengan sebuah artikel mengenai dirinya yang dimuat di sebuah portal berita online nasional.
"Artikel ini ditulis pada masa damai, ketika Jefri Nichol sedang tidak nantangin orang untuk adu tinju........Mungkin hidup Jefri Nichol Senin terus. Panas terus dan merasa masalah hanya bisa selesai di dalam ring," demikian kalimat di paragraf pertama dalam artikel tersebut.
Menurut Jefri, isi artikel tersebut salah. Sebab, dia merasa tak pernah menantang lebih dulu orang yang dimaksud.
Jefri bahkan sampai memention akun penulis berita artikel tersebut. Dia meminta agar si penulis lebih teliti lagi dalam meriset sebelum menulis.
Ini bukan kali pertama Jefri Nichol meluapkan amarah di media sosial. Dan, apa yang dilakukan Jefri ini bisa memicu datangnya penyakit.
Dilansir dari laman Halodoc berikut dampak negatif untuk kesehatan jika sering marah-marah.
1. Merusak Paru-Paru
Anda yang bukan seorang perokok, berisiko memiliki paru-paru yang rusak bila sering marah-marah. Setidaknya ini tertuang dalam hasil penelitian sekelompok ilmuwan Universitas Harvard.
Dari 670 pria selama 8 tahun, pria yang keseringan marah memiliki kapasitas paru-paru yang memburuk secara signifikan yang meningkatkan risiko mereka mengalami masalah pernapasan. Para peneliti juga berpendapat bahwa peningkatan hormon stres saat marah dapat menciptakan peradangan di saluran udara.
2. Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung
Kemarahan memicu perubahan fisiologis yang memengaruhi darah, sehingga dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau masalah terkait untuk sementara. Dilansir dari Harvard Health Publishing, penelitian menunjukkan bahwa dalam dua jam setelah ledakan amarah, seseorang berisiko lebih tinggi mengalami nyeri dada (angina), serangan jantung, atau risiko irama jantung.
3. Depresi
Pada tiap orang, terutama pria, ada kaitan antara depresi dengan agresi dan ledakan amarah. Orang yang mengalami depresi kerap kali menunjukkan kemarahan pasif, yakni cenderung menyimpan amarah mereka daripada mengambil tindakan.
4. Meningkatkan Risiko Stroke
Orang yang sering marah-marah berisiko alami stroke. Sebab, bekuan darah ke otak atau pendarahan di dalam otak naik menjadi lebih tinggi setelah ledakan amarah. Bagi orang yang sudah memiliki aneurisma di salah satu arteri otak, risiko aneurisma untuk pecah menjadi enam kali lebih tinggi setelah ledakan amarah.
5. Memperburuk Kecemasan
Studi tahun 2012 yang diterbitkan dalam jurnal Cognitive Behavior Therapy menemukan bahwa kemarahan bisa memperburuk gejala gangguan kecemasan umum, suatu kondisi yang ditandai dengan kekhawatiran berlebihan dan tidak terkendali yang mengganggu kehidupan sehari-hari pengidapnya.
6. Mudah jatuh sakit
Ini juga tak kalah penting. Anda bakal mudah sakit jika sering marah-marah. Para ilmuwan di Universitas Harvard menemukan pada orang sehat, bahwa hanya meminta mereka untuk mengingat pengalaman marah dari masa lalu, dapat menyebabkan penurunan selama enam jam dalam kadar antibodi imunoglobulin A, yaitu garis pertahanan pertama sel melawan infeksi.
Jadi, bila tidak mau mudah sakit, carilah beberapa strategi yang efektif untuk menanggulangi kemarahan. Misalnya, daripada marah, Anda dapat mengkomunikasikan secara tegas, memecahkan masalah dengan cara lain yang lebih efektif, menggunakan humor, dan lain-lain.