Dokter Ini Minta Orangtua Waspadai TBC Bergejala Berat pada Anak Bayi di Bawah Usia Dua Tahun
Penyakit TBC bergejala berat berpotensi dialami anak yang berusia di bawah dua tahun,
Buat orangtua yang memiliki anak balita sebaiknya berhati-hati dan menjaga kesehatan si kecil, terutama yang masih berusia di bawah dua tahun. Sebab, penyakit Tuberkulosis (TBC) bergejala berat berpeluang menular.
Dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita Jakarta Dimas Dwi Saputro mengatakan, sebenarnya semua anak memiliki risiko tertular yang sama.
"Usia di bawah 2 tahun itu risiko TBC berat sangat tinggi dibandingkan anak di atas usia 2 tahun sampai usia 5 tahun," katanya.
Sedangkan untuk anak berusia di atas 5 tahun hingga 10 tahun, risiko sakit TBC mulai turun. Tetapi risikonya akan kembali meningkat saat anak berada di atas rentan usia tersebut.
"Kesimpulannya, semakin muda anak semakin berat gejala TBC yang bisa diterima dan kalau sudah gejala TBC berat itu bisa ke otak," ujar Dimas.
Ia menjelaskan, penyebaran bakteri Mycobacterium tuberculosis ke otak berpotensi memiliki gejala sisa pada anak penderita TBC otak.
Sehingga akan mengganggu tumbuh kembang anak ketika pulih.
Penularan TBC sendiri bisa melalui droplet atau air liur yang dapat tersebar melalui udara.
Bakteri pembawa TBC tersebut bisa bertahan di udara minimal 4 jam.
Untuk kasus TBC pada anak, kebanyakan penularan terjadi dari orang dewasa. Biasanya ada beberapa gejala TBC pada anak yang umum bisa diamati, seperti berat badan turun dalam periode tertentu, demam lama atau berulang dan batuk lama tidak membaik meski diberi obat.