Survei Terkini Ungkap Fakta Menyedihkan Bila Moms Nggak Punya Waktu untuk Me Time, Dads dan Keluarga Harus Tahu Ini!
Meluangkan waktu untuk diri sendiri alias me-time sangat dibutuhkan oleh Moms agar tetap waras.
Di tengah kesibukannya mengurus keluarga, Moms tetap harus punya waktu untuk dirinya sendiri alias me-time.
Sebab bila nggak punya waktu memanjakan diri, ada risiko atau dampak buruk yang mengintai para mom.
Oleh karena itu, artikel ini sangat penting dibaca, nggak cuma oleh Moms, tetapi Dads, anak-anaknya bahkan orang tuanya sebagai bagian dari support system-nya.
Dampak Buruk Bila Moms Nggak Punya waktu untuk Me-Time
Berdasarkan data WHO tahun 2019, di seluruh dunia sekitar 10% ibu hamil (bumil) dan 13% ibu melahirkan mengalami gangguan mental, dimana mayoritas mengalami depresi awal.
Di negara berkembang bahkan angka tersebut lebih tinggi yaitu sekitar 15,6% selama hamil dan 19,8% setelah melahirkan.
Adapun gangguan mental tersebut disebabkan salah satunya adalah faktor lingkungan sekitar yang belum menjadi support system atau sistem pendukungyang kondusif bagi kesehatan mental ibu.
Survei Orami terkini juga mencatat bahwa 40% perempuan di Indonesia merasa lelah, takut, dan marah setelah menjadi seorang Ibu.
Adanya kondisi tersebut berkaitan dengan kurangnya waktu untuk diri sendiri atau me-time.
Moms yang nggak memiliki waktu untuk diri sendiri dipengaruhi oleh faktor seperti kurangnya dukungan dari sekitar termasuk lingkungan, pasangan dan keluarga.
Survei Orami pun menemukan bahwa 7 dari 10 Ibu belum pernah mengakses layanan psikolog.
Alasan yang diberikan oleh responden cukup beragam, seperti merasa belum membutuhkan, tidak memiliki waktu dan biaya, serta memiliki support system (suami, anak dan keluarga) yang cukup baik.
Pentingnya Me-Time dan Support System yang Baik
24,5% Moms mengaku nggak memiliki waktu untuk diri sendiri (me time). Hal ini disebabkan oleh lima faktor utama yaitu, tidak adanya orang lain yang membantu pekerjaan rumah tangga, kesibukan mengurus kegiatan domestik rumah tangga, faktor pekerjaan, adanya perasaan harus 100% untuk keluarga serta adanya batasan dari pasangan.
Meskipun begitu, hasil survei tersebut menyatakan bahwa perasaan Ibu bahagia berbanding lurus dengan me-time atau waktu untuk diri sendiri yang didapatkan oleh Moms.
Hampir 70% Moms yang memiliki me-time cenderung memiliki perasaan positif sebagai ibu seperti bahagia, puas, bangga dan percaya diri.
Adapun ragam aktivitas yang dilakukan oleh para mom ketika sedang menghabiskan waktu untuk diri sendiri, mulai dari membuka media sosial, menekuni hobi (olahraga, menonton film dan mendengarkan musik), berbelanja serta hangout bersama teman-teman untuk makan di luar.
Me-time juga sangat erat hubungannya dengan peran support system baik dari suami, orang tua, keluarga, dan lingkungan sekitar.
Sebanyak 9 dari 10 Ibu memiliki perasaan positif ketika memiliki support system yang baik dari suami, anak, orang tua, teman, dan lingkungan sekitar.
Orang Tua Jadi Support System Utama Moms
Menariknya, orang tua menjadi support system utama seorang mom sebesar 71%, disusul oleh suami (61%), saudara kandung (42%), dan pendukung lainnya seperti teman dekat, nanny dan komunitas.
Bagi pasangan rumah tangga yang melakukan pembagian tanggung jawab aktivitas domestik, 94% Dads mendukung Moms untuk memiliki pekerjaan dan 46% Moms memiliki pekerjaan, baik tetap maupun sampingan, yang dilakukan sambil mengurus pekerjaan rumah tangga.