Budayawan Ridwan Saidi Meninggal Akibat Pembuluh Darah Pecah di Otak, Mari Kenali Gejalanya
Budayawan Ridwan Saidi meninggal dunia setelah mengalami koma akibat pecahnya pembuluh darah di otak.
Budayawan Betawi Ridwan Saidi dikabarkan meninggal dunia pada Minggu (25/12/2022) pagi sekira pukul 08.35 WIB di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Bintaro, Tangerang Selatan, Banten.
Kepergian orang yang dikenal dengan kritik kerasnya terhadap pemerintah ini dikabarkan pihak keluarga kepada pihak media.
"Telah berpulang dengan tenang Suami, Ayah dan Dato kami tercinta Bapak Ridwan Saidi pada hari Ahad, 25 Desember 2023 pukul 08.35 di RSPI Bintaro Tangsel," tulis pengumuman yang beredar di kalangan wartawan
Berita duka tersebut juga disiarkan Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon melalui akun media sosial Twitter.
"Selamat jalan Bg Ridwan Saidi ...," demikian yang tertulis dalam akun twitternya @fadlizon.
Sebelum meninggal dunia, Mantan anggota DPR RI itu dikabarkan sempat koma saat dirawat akibat pecahnya pembuluh darah. Diketahui, ia mengalami pecah pembuluh darah pada batang otak.
Seperti dikutip dari Alodokter, istilah pembuluh darah pecah di otak merujuk pada kondisi yang dapat berakibat fatal.
Sebab hal tersebut tak hanya merusak otak, tetapi juga membahayakan nyawa. Perlu diketahui, pembuluh darah berfungsi untuk memastikan asupan oksigen dan nutrisi ke seluruh organ dan jaringan tubuh telah terpenuhi.
Lantaran perannya yang begitu penting, sangat berbahaya bila pembuluh darah tidak berfungsi atau bahkan pecah.
Kondisi pecah pembuluh darah bisa terjadi di berbagai bagian tubuh dan salah satunya adalah otak. Jika pembuluh darah pecah terjadi di otak, kondisi ini dapat memicu perdarahan otak (brain hemorrhage).
Perdarahan ini bisa berakibat fatal karena mengakibatkan pembengkakan otak dan matinya sel-sel otak.
Lantas apa saja gejala pembuluh darah pecah? Seseorang mengalami pecah pembuluh darah di otak biasanya mengalami gejala:
- Sakit kepala hebat yang datang secara mendadak
- Kesemutan atau kelumpuhan di wajah, lengan, atau kaki secara mendadak
- Gangguan penglihatan, baik pada salah satu mata atau keduanya
- Sulit menelan
- Sulit mengendalikan koordinasi tubuh dan hilang keseimbangan
- Muntah-muntah
- Hilang kesadaran, lesu, mengantuk, dan tidak sadar akan keadaan di sekitarnya
- Kesulitan menulis, bicara, membaca, atau memahami sesuatu
- Sering kebingungan atau mengigau
