Begini Akibatnya Jika Anak Tidak Mendapat Vaksinasi Campak
Penyakit campak yang ditetapkan menjadi KLB di Indonesia mempunyai dampak yang cukup fatal jika tidak dicegah sejak dini.
Penularan campak pada anak dalam beberapa waktu terakhir di Indonesia kian meningkat. Kondisi tersebut tentunya sangat mengkhawatirkan Moms and Dads yang masih memiliki balita.
Apalagi penyakit campak bisa menyebabkan penderitanya mengalami komplikasi kesehatan. Khususnya terjadi pada anak dengan gizi buruk.
Bahkan dampak buruknya, anak-anak yang terinfeksi akan mengalami gangguan susunan saraf pusat hingga mengakibatkan disabilitas sampai kematian.
Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak Subspesialis Kesehatan Anak Infeksi dan Penyakit Tropis Prof Hinky Hindra Irawan Satari mengemukakan, untuk mencegahnya, pada anak-anak yang mengalami campak perlu dilakukan pemantauan hingga 7-10 tahun ke depan.
"Anak yang terkena campak, beberapa di antaranya dapat menderita Subacute Sclerosing Panencephalitis (SSPE) atau radang otak yang sub akut dan menggerogoti susunan saraf pusat," katanya.
Jika anak mengalami SSPE, maka akan mengalami kesulitan berjalan, berlari, daya ingat dan intelegensia menurun.
Tak hanya itu, penderita juga bisa mengalami kejang atau karena kaki kaku dan ototnya mengecil sehingga kesulitan beraktivitas, fatalnya kondisi tersebut biasanya berakhir pada kematian.
Lantaran itu, Profesor Hinky mengingatkan kepada orangtua untuk mengimunisasi anaknya. Sebab hingga kini, belum ada obat untuk mengobati campak.
"Belum ada pengobatan untuk penyakit campak, namun penyakit ini dapat dicegah. Vaksinasi adalah pencegahan terbaik untuk penyakit ini," katanya.
Masih menurutnya, imunisasi campak (MR) diberikan pada anak usia 9 bulan, 18 bulan dan anak kelas 1 SD atau sederajat tanpa dipungut biaya.