Bacaan Wajib Pria: Yuk Kenali Jenis Disfungsi Ereksi, Penyebab dan Dampak Buruknya
Tahukah Anda, bahwa ternyata ada beberapa jenis disfungsi ereksi yang bisa diidap lelaki berdasarkan penyebabnya.
Tahukah Anda, bahwa ternyata ada beberapa jenis disfungsi ereksi yang bisa diidap lelaki berdasarkan penyebabnya.
Guru Besar Ilmu Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. dr. Ponco Birowo, Sp.U (K), Ph.D., menuturkan beberapa jenis disfungsi ereksi yang bisa diidap lelaki sebagai berikut:
1. disfungsi ereksi Organik
disfungsi ereksi organik merupakan penyakit sistemik atau cacat organik yang memengaruhi fungsi ereksi penis.
"Beberapa contoh penyakit yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi organik, seperti diabetes, penyakit jantung, hipertensi, dan penyakit neurologis," jelasnya dalam siaran pers, Rabu (17/5/2023).
disfungsi ereksi akibat masalah hormon dan trauma atau cedera fisik, lanjut Prof. Ponco, juga termasuk dalam klasifikasi disfungsi ereksi organik.
2. disfungsi ereksi Psikogenik
disfungsi ereksi Psikogenik terjadi karena masalah psikologis, seperti kecemasan, depresi, atau trauma psikologis.
3. disfungsi ereksi Campuran
disfungsi ereksi campuran merupakan disfungsi ereksi yang disebabkan karena campuran dari masalah psikogenik dan organik.
"Pengobatan untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan secara bertahap. Perlu diperhatikan bahwa tata laksana disfungsi ereksi membutuhkan waktu dan tidak dapat diselesaikan secara instan," kata Ponco.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa seorang pasien disfungsi ereksi perlu didiagnosis terlebih dahulu untuk menentukan jenis disfungsi ereksi yang diderita.
Dari diagnosis tersebut, sambung Prof. Ponco, pasien akan mendapat pengobatan untuk disfungsi ereksi dapat diberikan obat-obatan.
"Jika obat-obatan tidak dapat menyembuhkan, penanganan pasien dapat berlanjut ke tahap operasi," jelasnya.
Lantas seperti apa gejala disfungsi ereksi? Berikut penjelasan Prof. Ponco:
- Kesulitan mempertahankan ereksi yang cukup keras dan tahan lama saat melakukan hubungan seksual
- Kesulitan mencapai ereksi meski sudah dirangsang secara seksual, Gairah seksual menurun
Lalu apa dampaknya bila lelaki mengalami disfungsi ereksi?
- Bisa mengganggu kesuburan pria berupa kualitas dan jumlah sperma yang dihasilkan saat ejakulasi.
- Penurunan gairah seksual yang memengaruhi kemampuan dalam menghasilkan sperma
- Ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi
- Rasa sakit atau ketidaknyamanan saat ejakulasi atau saat melakukan hubungan seksual.
"disfungsi ereksi bukan penyakit komplikasi, tetapi, dapat menjadi tanda dari adanya masalah kesehatan yang mendasar atau penyakit yang memengaruhi sistem vaskular atau saraf," kata Ponco.
Jika dibiarkan tanpa pengobatan, disfungsi ereksi bisa memburuk sehingga memengaruhi kehidupan seksual dan bisa memicu masalah psikologis seperti depresi atau kecemasan.
Kualitas hidup secara keseluruhan juga bisa terganggu karena disfungsi ereksi.
Berdasarkan Jurnal Ilmiah Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang terbit pada tahun 2019, dari total 255 responden yang mengisi survei, 35,6 persen di antaranya mengalami disfungsi ereksi atau sebesar 92 responden.
Oleh karena itu, penyakit disfungsi ereksi dan gangguan kesuburan pria tidak bisa dianggap remeh.
Kebiasaan hidup tidak sehat, obesitas, hipertensi, dan kebiasaan merokok menjadi beberapa faktor yang dapat mengakibatkan seseorang mengalami disfungsi ereksi.
Umumnya pria yang sehat mengalami sekitar tiga hingga enam ereksi setiap malam.
Prof. Ponco mengatakan ereksi pada malam hari adalah metode tubuh untuk menjaga jaringan di dalam penis tetap sehat karena penis adalah bagian tubuh yang memiliki kulit, tapi tidak memiliki otot di bawah kulit.
Penyakit pada sistem urologi pria sering terjadi, namun, dapat dicegah dengan melakukan beberapa tindakan preventif seperti menjaga pola hidup sehat dan meninggalkan kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol berlebih.
Selain itu, Prof Ponco menyarankan kaum lelaki untuk memperbanyak minum air putih agar saluran kemih selalu dalam keadaan bersih dan menjaga kebersihan organ intim.
Hindari menggunakan celana atau pakaian dalam yang terlalu ketat karena dapat menekan sistem reproduksi.